Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membagikan 36 mesin X-Ray portabel ke daerah-daerah untuk mempercepat penapisan terhadap penderita TBC. Pulau Jawa menjadi prioritas pembagian dengan alasan tingginya kasus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sebenarnya kalau bisa masing-masing provinsi minimal punya dua, tapi karena Jawa tinggi kasusnya, kami kasih di Jawa dulu,” kata Budi Gunadi di Gedung Sate Bandung, Jumat, 2 Agustus 2024
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di antara daerah prioritas karena tingginya kasus tersebut, Jawa Barat menerima paling banyak yakni 5 unit portable X-Ray. Pengadaan alat-alat tersebut berasal dari dana sebesar 10 juta dolar AS hibah United Emirat Arab (UEA).
“Kami belih batch pertama 25 unit ternyata uangnya masih ada sisa, kami beli 11 lagi. Kami akan distribusikan ke daerah-daerah yang TBC-nya tinggi,” kata Budi Gunadi sambil menambahkan Jawa Barat mendapat unit alat paling banyak karena angka prevalensi kasus TBC terbesar di Indonesia mengikuti jumlah populasinya yang memang terbanyak. “Jadi Jawa Barat otomatis paling tinggi karena populasinya paling banyak,” kata dia.
Budi Gunadi menerangkan, skrining penderita TBC terhitung sulit karena tidak bisa dilakukan dengan melihatnya fisiknya. Skrining penderita TBC harus melewati pemeriksaan rontgen, tes darah, serta tes dahak dengan TCM – alat tes cepat mirip PCR. Khusus anak-anak, skrining dilakukan mengandalkan rontgen. “Cuma rontgen itu harus di rumah sakit,” kata dia.
Di sela penyerahan alat secara simbolis, Menkes memaparkan bahwa TBC membunuh lebih banyak daripada pandemi Covid-19. Perbandingannya, selama setahun terakhir TBC menyebabkan kematian lebih dari 1 miliar manusia. Pandemi Covid-19 mencabut nyawa 7 juta orang di dunia. Setiap tahunnya, sekitar 1,3 juta orang meninggal karena TBC di dunia.
Di Indonesia, sebanyak 136 ribu orang meninggal akibat infeksi TBC setiap tahunnya. “Penyakit ini menular, “ kata dia.
Dari satu juta yang tertular, prestasi terbaik di dalam negeri sampai kini adalah mengidentifikasi 500 ribu di antaranya. Sisanya tak berhasil diidentifikasi. "Jadi mungkin saja di ruangan ini, nularin ke tetangganya, kita gak tahu,” kata Budi.
Dengan alasan itu, sejak pandemi Covid-19 dinyatakan berakhir, pemerintah memutuskan untuk menggenjot skrining penderita TBC, secara agresif melakukan surveilans untuk menemukan di mana saja para pasien itu. "Dan alhamdulillah tim sudah meningkatkan dari 500 ribu naik ke 700 ribu pada 2022, dan 2023 menemukan 820 ribu. Diharapkan targetnya tahun ini 900 ribu bisa ketemu dari setiap satu juta yang tertular,” kata dia.
Budi Gunadi mengatakan, dengan menemukan penderita TBC tersebut penularan infeksi bakteri penyebab bisa diputus dengan pemberian obat. “Kalau sudah ketemu, begitu dikasih obat, dia tidak menularkan ke yang lain sehingga diharapkan makin sedikit yang meninggal,” kata dia.
Ia mengatakan, menemukan penderita TBC semakin sulit. Sehingga pemerintah memanfaatkan dana hibah tersebut untuk membeli peralatan atau mesin X-Ray portabel untuk memudahkan skrining penderita TBC di daerah pelosok. “Alat X-Ray itu biasanya besar, adanya di rumah sakit. Sekarang ada teknologi baru, alatnya kecil bisa dibawa di motor supaya bisa datang ke pelosok-pelosok menemukan yang sakit TBC,” kata Menkes.
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengatakan, Jawa Barat menerima 5 peralatan X-Ray Portable. Sebanyak tiga unit ditempatkan di Bandung yakni 2 di RS Paru Rotinsulu dan 1 di RSHS Bandung. Sementara 2 unit lagi di RS Paru Gunawan di Bogor. “Jawa Barat memang tertinggi, karena kita penduduknya banyak, dan susah untuk skrining,” kata dia, Jumat, 2 Agustus 2024.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Vini Adiani Dewi mengatakan, tahun ini Jawa Barat ditargetkan untuk menemukan 200 ribu penderita TBC, atau setara dari 45 persen target nasional. Hingga Juni 2024 sudah ditemukan 103 ribu. “Jadi sudah ada sekitar 103 ribu yang ditemukan untuk TBC dewasa. Untuk TBC anak target kita di angka sekitar 20 ribuan, dan itu sudah tercapai,” kata dia, Jumat, 2 Agustus 2024.
Vini menekankan, kalau TBC makin banyak ditemukan makin bagus, artinya bisa memutus rantai penularan. "Jadi target kami adalah sebanyak-banyaknya mencari pasien TBC,” kata Vini.
Pilihan Editor: Unhan Teliti Gandum untuk Ketahanan Pangan, Pakar di BRIN Beberkan Riset yang Sudah Dikerjakan dan Hasilnya