Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Bio Farma dan Sinopharm menandatangani kerja sama pengembangan pengobatan baru TBC. “Kerja sama ini didukung oleh uji klinis dan proses produksi yang mengacu pada standar internasional untuk produk diagnostik, vaksin, dan pengobatan yang inovatif baik untuk lokal maupun global,” kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir, dalam keteranganya pada Rabu 31 Mei 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kesepakatan kerja sama produsen farmasi Indonesia dan Cina ini diteken di Beijing pada pekan lalu, tepatnya Jumat 26 Mei 2023. Penandatanganan kerja sama bertajuk Global Co-Development Partnership on Innovative Tuberculosis Treatment dilakukan oleh Direktur Penelitian dan Pengembangan Bio Farma Yuliana Indriati dan Vice President & President Director of Global Business Unit Sinopharm, Yan Bing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Turut hadir menyaksikan adalah Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury, President Sinopharm International Zhou Song, Direktur Utama Kimia Farma David Utama, serta Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Bio Farma IGN Suharta Wijaya.
Pahala, dalam keterangan yang sama, menuturkan bahwa kerja sama Bio Farma dan Sinopharm terjalin sejak 2020 lewat perjanjian pembelian 7,5 juta dosis vaksin Covid-19 pada tahun itu. Lalu berlanjut pada November 2022 saat Kimia Farma sebagai anak perusahaan Biofarma Group menandatangani nota kesepahaman untuk memperkuat kerja sama termasuk ekspor impor, produksi, distribusi dan lainnya.
"Di awal 2023, Kimia Farma dan Sinopharm baru saja menandatangani MoU terkait pengembangan bahan baku obat dan pengobatan tradisional Cina,” kata dia.
Pahala mengatakan, kerja sama Bio Farma dan Sinopharm yang terbaru diharapkan dapat mengambangkan pengobatan baru TBC. “Seperti yang kita ketahui bersama, Indonesia merupakan negara dengan prevalensi TBC tertinggi kedua di dunia," katanya menambahkan.
Direktur Penelitian dan Pengembangan Bisnis Bio Farma Yuliana Indriati mengatakan, kerja sama terbaru untuk mendapatkan inovasi pengobatan TBC yang efektif. Kedua perusahaan, kata dia, berkolaborasi dalam pengembangan pengobatan TBC-resistensi obat, dengan efek samping yang lebih rendah dan efikasi yang dibuktikan dengan uji klinis di beberapa negara.
"Sehingga meningkatkan kepatuhan pengguna dan menurunkan angka kematian akibat TBC,” kata Yuliana.
Pilihan Editor: Gempa Terkini Guncang Mentawai dan Nias, Kekuatan M5,1