Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PASIEN di daerah terpencil kini tak perlu bingung menempuh perjalanan jauh hanya untuk memeriksakan sel darah atau sekadar sampel air di laboratorium. Cukup berbekal CellScop dan telepon seluler berkamera, laboratorium itu pun pindah ke rumah.
Penemuan alat ini berawal dari gagasan ”gila” Dan Fletcher, Associate Professor Bioengineering Universitas California Berkeley, Amerika Serikat. Dalam sebuah kuliah tentang mikroskop dua tahun lalu, iseng dia menugasi mahasiswanya merancang mikroskop mini untuk telepon seluler. ”Tapi, ketika kelas berakhir, kami berpikir alat ini bisa dibuat,” cerita David Breslauer, salah seorang mahasiswa.
Maka, didukung segenap ahli biofisika di Berkeley, jadilah CellScop, yang terdiri dari rangkaian lensa dan tatakan mini untuk meletakkan sampel. Tak lupa para ilmuwan itu merancang sebuah sabuk khusus untuk mengaitkan lensa mikroskopik ini ke telepon seluler. Oh ya, telepon untuk keperluan ini harus berkamera dan minimal memiliki koneksi bluetooth atau wi-fi.
Langkah-langkah penggunaan:
- Tempelkan sistem lensa mikroskopik di lensa telepon seluler.
- Letakkan sampel di tatakan di ujung mikroskop.
- Aktifkan kamera telepon.
- Fokus dan pembesaran gambar hingga 100 kali dilakukan secara manual dengan memutar dan memajumundurkan lensa.
- Hasil pencitraan dapat dipotret dan dikirimkan ke tempat lain untuk dianalisis, atau...
- Dengan menggunakan teknologi 3G pasien bisa meminta seorang ahli menganalisis sampel secara langsung melalui telepon selulernya.
Ide Tukang Kacamata
1590
Cikal bakal mikroskop lahir di tangan ayah-anak pembuat kaca mata: Hans Janssen dan Zacharias Janssen.
1609
Galileo Galilei memperkenalkan teleskop Galileo.
1674
Anton van Leeuwenhoek, ilmuwan Belanda, mulai meneliti darah dan obyek kecil lain dengan mikroskop berlensa satu buatannya.
1931
Frits Zernike menemukan mikroskop phase-contras untuk meneliti sampel yang transparan dan tak berwarna.
1932
Dua peneliti Jerman, Ernst Ruska dan Max Knoll, mengembangkan mikroskop elektron (transmission electron microscopy). Mikroskop ini tidak membutuhkan cahaya untuk melihat obyek teliti.
1938
Manfred von Ardenne, juga dari Jerman, mengembangkan scanning electron microscopy. Alat ini menggambar permukaan partikel yang diteliti dengan menggunakan pancaran elektron.
1970
Muncul mikroskop beresolusi tinggi yang disebut scanning probe microscopy.
1981
Ilmuwan Jerman Gerd Binnig dan rekannya Heinrich Rohrer dari Swiss menemukan scanning tunneling microscope. Ini mikroskop pertama yang bisa ”memotret” obyek tiga dimensi hingga pada level atomik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo