Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mengumumkan akan mengubah sistem seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN). Teknis masuk PTN melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN), dan jalur mandiri diubah agar proses penerimaan mahasiswa lebih inklusif dan transparan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Nadiem menghapus materi tes mata pelajar di SBMPTN dan hanya menggunakan tes skolastik. Hal ini mendapat respons dari Rektor Unair Mohammad Nasih. Nasih menuturkan bahwa hal tersebut perlu rinci dan ditinjau ulang, terutama mengenai lintas jurusan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dalam aturan SNMPTN mendatang, siswa diperbolehkan untuk lintas jurusan alias sudah tak ada lagi penjurusan IPA, IPS, atau campuran. Nilai rapor yang ditentukan minimal 50 persen dari seluruh mata pelajaran. Sisanya, 50 persen ditentukan kampus atau prodi berdasarkan minat dan prestasi siswa.
Menurut Nasih, peminatan sejak SMA tetap perlu dipertimbangkan agar peserta didik dapat mengikuti perkuliahan dengan baik. “Meskipun sesungguhnya tesnya adalah tes skolastik semata, tetapi di semua akan ada persyaratan tertentu di prodi-prodi tertentu,” ujarnya dikutip dari laman resmi Unair pada Senin, 12 September 2022.
Baginya, linearitas antara jurusan di SMA dan di perguruan tinggi tetap harus dipertimbangkan. Pasalnya, kata dia, pada jenjang universitas, mahasiswa juga dituntut untuk memiliki dasar yang cukup mumpuni untuk mengikuti mata kuliah yang diajarkan.
“Walaupun ini tidak bisa menjadi syarat program studi, maka kami bisa meminta portofolio untuk program studi yang ada di Unair. Sehingga pendaftar nantinya, setidaknya harus menyerahkan rapor mata pelajaran yang relevan dengan program studi yang ada,” jelas Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair tersebut.
Hal tersebut, kata Nasih, sebagai penghargaan bagi para siswa yang telah menempuh pelajaran selama tiga tahun di SMA. Dia mengatakan jika kebebasan memilih jurusan kuliah tanpa ada peminatan di SMA khawatir mahasiswa tak bisa mengikuti kuliah dengan baik.
Dia menyebut ketika Merdeka Belajar justru diartikan sebagai kebebasan yang terlalu liberal, maka hal tersebut merupakan pemborosan. “Kami selalu memberikan warning bagi masyarakat, bahwa setiap program studi itu memerlukan bekal khusus agar bisa lancar dalam menempuh studinya dan juga kami tidak segan-segan untuk memberikan evaluasi pada satu tahun pertama,” tambahnya.
Adapun Nasir mengklaim bahwa pendaftaran jalur mandiri Unair akan dijamin transparan. Ia pun menyampaikan akan memberikan uang bagi mereka yang mampu melaporkan dengan disertai bukti apabila terdapat kasus suap-menyuap dalam pelaksanaan penerimaan mahasiswa baru.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.