Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - NASA telah memilih roket Falcon Heavy milik SpaceX untuk meluncurkan misi ilmiah Dragonfly, helikopter bertenaga nuklir yang akan menuju Titan, bulan terbesar kedua Saturnus. Misi senilai US$ 3,35 miliar ini bertujuan untuk menyelidiki potensi Titan dalam mendukung kehidupan serta mempelajari kondisi kimia organik dan hidrokarbon yang ada di permukaan bulan tersebut. Peluncuran dijadwalkan akan berlangsung pada Juli 2028.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dragonfly dirancang untuk beroperasi selama sekitar 2,5 tahun Bumi di permukaan Titan, bergerak dari satu lokasi ke lokasi lain untuk mengumpulkan data ilmiah dari berbagai lanskap bulan tersebut. Helikopter ini akan mempelajari apakah Titan, yang memiliki lautan dan danau hidrokarbon di permukaannya, pernah mendukung kehidupan berbasis air atau hidrokarbon.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dengan kontribusi dari mitra di seluruh dunia, muatan ilmiah Dragonfly akan mengkarakterisasi kelayakhunian lingkungan Titan, menyelidiki perkembangan kimia pra-biotik di Titan, di mana bahan kaya karbon dan air cair mungkin telah bercampur dalam waktu yang lama, dan mencari indikasi kimia apakah kehidupan berbasis air atau hidrokarbon pernah ada di bulan Saturnus ini,” tulis pejabat NASA dalam keterangan tertulis, dikutip dari Space.com, Jumat, 29 November 2024.
Titan adalah satu-satunya benda selain Bumi yang diketahui memiliki cairan stabil di permukaannya. Ini menjadikannya fokus utama penelitian NASA tentang kemungkinan adanya kehidupan di luar Bumi. Setelah diluncurkan, Dragonfly akan menempuh perjalanan selama enam tahun untuk mencapai Titan, yang merupakan salah satu objek paling menarik dalam penjelajahan antariksa saat ini.
Misi Dragonfly sempat mengalami beberapa penundaan dan kenaikan biaya sejak awal seleksi oleh NASA pada 2019. Saat itu, biaya misi diperkirakan mencapai US$1 miliar dan dijadwalkan untuk diluncurkan pada 2027. Namun, NASA tetap optimistis misi ini tetap berada pada jalur yang tepat untuk peluncuran pada 2028. “Dragonfly telah membuat kemajuan signifikan baru-baru ini. Misi ini tetap berada pada jalur untuk target peluncuran 2028,” kata NASA awal tahun ini.
Falcon Heavy, yang merupakan roket kedua terkuat di dunia setelah roket Space Launch System milik NASA, telah meluncurkan berbagai misi penting NASA, termasuk probe asteroid Psyche dan pesawat ruang angkasa Europa Clipper. Peluncuran terbaru Falcon Heavy adalah pada Oktober 2024, saat meluncurkan misi Europa Clipper menuju bulan Europa milik Jupiter.