Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Pakar: 99 Persen Produksi Pangan Indonesia dari Pertanian Rakyat

Partisipasi petani sangat penting untuk keberhasilan berbagai program yang berkaitan dengan kedaulatan pangan.

12 April 2025 | 12.48 WIB

Ilustrasi petani/buruh tani. ANTARA/Irwansyah Putra
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi petani/buruh tani. ANTARA/Irwansyah Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Dekan Fakultas Pertanian IPB University Suryo Wiyono menyebut bahwa 99 persen produksi pangan di Indonesia berasal dari pertanian rakyat. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa keberhasilan program swasembada pangan sangat bergantung pada partisipasi aktif petani.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Partisipasi petani sangat penting untuk keberhasilan berbagai program yang berkaitan dengan kedaulatan pangan dengan memerhatikan tiga aspek utama, yaitu keberhasilan, keberlanjutan, dan resiliensi,” ujar Suryo dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu, 12 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Suryo menekankan bahwa kebijakan pertanian harus lebih berpihak kepada petani dan tidak hanya terjebak dalam birokrasi yang menghambat inovasi di lapangan. Ia mengajak para pemangku kepentingan untuk bersinergi dalam menciptakan sistem pertanian yang lebih mandiri dan berkelanjutan.

Senada dengan itu, Wakil Rektor IPB University Bidang Riset, Inovasi, dan Pengembangan Agromaritim Ernan Rustiadi menyebut petani di Indonesia merupakan pelaku utama dalam sistem produksi pangan di Indonesia, berbeda dengan negara lain yang lebih bergantung pada agribisnis skala besar.

“Oleh karena itu, petani harus berperan sebagai subjek dalam kebijakan pangan, bukan hanya sebagai objek,” katanya. Ia juga menekankan pentingnya pemberian imbal jasa yang adil kepada petani agar ketahanan pangan nasional tetap terjaga.

Sementara, Maria Loretha, seorang petani dari NTT, menyoroti pentingnya kearifan lokal dalam pertanian. Ia menegaskan bahwa petani tidak sekadar produsen pangan, tetapi juga penjaga tradisi dan keanekaragaman hayati.

Maria menceritakan bagaimana kehidupan petani di Pulau Adonara yang masih mempertahankan tradisi konsumsi jagung lokal dan sorgum sebelum panen besar. Sekolah Agro Flores yang ia dirikan juga mengajarkan metode pertanian organik berbasis kearifan lokal, seperti penggunaan pupuk alami dan sistem rotasi tanam.

“Petani harus menjadi inovator dalam menghadapi tantangan iklim dan keterbatasan sumber daya. Petani juga memiliki potensi untuk menciptakan solusi sendiri yang sangat relevan dengan kondisi lokal,” ucap Maria.

“Sesungguhnya, merekalah profesor sejati yang memiliki ilmu mempertahankan benih dan lahan, mengatur sirkulasi tanaman, hingga menjaga keberlanjutan itu,” kata Maria menambahkan.

 

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus