Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Penangkap Karbon

11 Januari 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

NEGARA-negara maju mengalihkan teknologi yang lebih ramah lingkungan untuk menangkal menebalnya emisi karbon. Indonesia memulainya dari alam. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi menemukan bahwa mikroalga efektif menyerap karbon dioksida di udara. Percobaannya dimulai dua tahun lalu dengan membangun kolam di atas lantai tiga gedung Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Serpong, Tangerang.

Tiga kolam berbahan baja yang masing-masing berukuran 5 x 1,2 meter dan tinggi 20 sentimeter itu bisa menampung air hingga 1.000 liter. Di sinilah alga berbiak dan menyerap karbon dari pancaran sinar matahari. Agar penangkapan karbon sempurna, suhu dalam kolam dipelihara pada kisaran 27 derajat Celsius. "Prinsipnya, karbon itu menjadi makanan bagi jutaan alga ini," kata Adi Mulyanto, satu dari sembilan peneliti alga.

Maka setiap kali gas CO2 terpompa ke dalam tiga kolam penelitian itu, air kian hijau. Perubahan warna itu menunjukkan pertambahan tumbuhan, yang bisa dilihat jika diperbesar 40 kali dengan mikroskop.

Di Amerika Serikat, kata Adi, alga dimanfaatkan untuk suplemen atau pakan ternak. Jadi, selain berfungsi menyerap karbon dioksida, alga bisa dimanfaatkan untuk keperluan bisnis sekaligus menciptakan peluang usaha.

Daya serap satu kolam yang menampung 60 juta sel alga itu sekitar 70 liter karbon dioksida per hari. Karena ini penelitian, karbon itu disuntikkan ke dalam kolam sebanyak 80 liter per hari. Masih ada 10 liter yang menguap bersama gelembung air saat penyuntikan. Penyerapan alga baru sempurna pada hari ke-32 setelah tumbuhan satu sel itu berkembang biak sekitar 300 ribu sel per mililiter air.

Menurut Adi, kolam alga lebih bagus dibuat di pantai karena banyak karbon yang keluar dari pembangkit listrik. Hanya, alga ini lebih senang memangsa karbon murni ketimbang hasil pembakaran mesin.

Adi dan kawan-kawan sedang mengembangkan penelitian untuk 5.000 liter air guna menguji daya serap dan ketahanannya terhadap polutan. Di negeri tropis seperti Indonesia, alga bisa tumbuh di media apa pun karena matahari yang membawa karbon dioksida sangat melimpah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus