Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Peneliti BRIN Ungkap Cara Penanganan Tumpahan Soda Api Cair di Jalanan

Soda api memiliki sifat korosif pada logam dan merusak kulit pada konsentrasi yang tinggi.

26 Desember 2024 | 14.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Puluhan sepeda motor mengalami kerusakan pada bagian bodi hingga mesin akibat tumpahan cairan kimia di Jalan Purwakarta-Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 14 Desember 2024. ANTARA/Rubby Jovan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Cairan soda api atau Natrium Hidroksida (NaOH) yang tumpah di sepanjang Jalan Purwakarta-Padalarang, Bandung Barat, pada Selasa, 24 Desember 2024, menyebabkan sejumlah orang terluka dan kendaraan berkarat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Koordinator Grup Kimia Analitik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andreas mengatakan, cara mengatasi tumpahan tersebut cukup dengan disiram air yang sangat banyak di sepanjang jalan yang tercecer. “Cukup disiram dengan air yang banyak untuk menetralisirnya,” ucapnya saat dihubungi, Kamis, 26 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia mengatakan cara itu paling memungkinkan dan efektif karena kebocoran diduga terjadi berkilo-kilometer sepanjang truk pembawa tangki melintas. Namun, beda cara jika tumpahan tidak terlalu luas atau sepanjang jalan raya dan konsentrasinya tidak 40-50 persen.

Pasir atau cairan asam dengan takaran sesuai bisa digunakan untuk menurunkan konsentrasi soda api yang besar. Setelah itu tumpahan bisa disiram dengan air yang banyak.

Pada peristiwa cairan soda api yang tumpah di Jalan Purwakarta-Padalarang, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat menggunakan campuran deterjen. Cara itu digunakan untuk menghilangkan efek licin dari bahan kimia.

Menurut Andreas, cara itu tetap bisa diterapkan, asalkan menggunakan bahan yang tidak merusak lingkungan. “Harus menggunakan bahan deterjen yang ramah lingkungan juga,” tuturnya.

Dia memperkirakan cairan soda api yang tumpah tersebut memiliki konsentrasi 40-50 persen. Orang yang membersihkan harus dengan alat pelindung diri khusus, seperti menggunakan sarung tangan khusus penanganan bahan kimia. “Soda api memiliki sifat korosif pada logam dan merusak kulit pada konsentrasi yang tinggi,” kata Andreas.

Potensi bahaya dari suatu bahan kimia, kata Andreas, sebenarnya sangat tergantung dari konsentrasi bahan itu sendiri. Jika semakin tinggi, maka semakin besar dampak yang ditimbulkan.

Kejadian ini viral di media sosial X, seperti akun @inginkayaaaa, yang turut mengunggah keadaan di lokasi sekitar. Berdasarkan foto dan video yang dibagikan, banyak pengendara mengeluhkan kerusakan kendaraan dan luka pada kulit.

Sejumlah pemberitaan juga menyebutkan banyak pengendara mengeluhkan mata terasa perih ketika melintas. Andreas mengatakan kemungkinan soda api itu juga telah terkontaminasi dengan unsur lain di lingkungan sekitar jalan raya. “Menimbulkan perih meski tidak terkena cipratan cairan,” ujarnya.

M. Faiz Zaki

M. Faiz Zaki

Menjadi wartawan di Tempo sejak 2022. Lulus dari Program Studi Antropologi Universitas Airlangga Surabaya. Biasa meliput isu hukum dan kriminal.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus