Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tumpahan cairan soda api atau NaOH dari sebuah truk tangki berdampak pada ratusan pengendara yang melintas di Jalan Purwakarta-Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, pada Selasa, 24 Desember 2024. Sejumlah orang mengalami luka pada bagian kulit dan kendaraan mereka ada yang mengalami karat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dokter Spesialis Dermatologi, Venereologi, dan Estetika, I Gusti Nyoman Darmaputra, mengatakan dampak soda api terhadap kulit manusia mulai dari ringan, sedang, dan berat. “Dampak soda api terhadap kulit manusia dapat bervariasi tergantung pada konsentrasi dan durasi paparan,” ujar Kepala Departemen Dermatologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana itu saat dihubungi, Kamis, 26 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Secara umum, dia menjelaskan, gejala seperti iritasi, menjadi kemerahan, dan rasa gatal atau seperti terbakar adalah termasuk dampak ringan. Gejala atau dampak sedang berupa luka bakar ringan hingga sedang seperti kulit melepuh. "Lalu pada dampak berat bisa luka bakar mendalam yang menyebabkan kerusakan jaringan kulit yang parah hingga jaringan di bawah kulit, seperti otot atau tulang."
Nyoman menyampaikan, sejumlah penanganan pertama yang bisa dilakukan apabila kulit terkena soda api. Mulai dari bilas dengan air mengalir pada area yang terkena selama kurang lebih 15-20 menit untuk menghilangkan sisa bahan kimia. Hindari menggunakan air panas atau es, cukup air mengalir suhu normal,” ucapnya.
Selanjutnya, lepaskan pakaian atau aksesori yang terkontaminasi. Bagi yang terpapar, pelucutan pakaian harus hati-hati supaya bahan kimia tidak menyebar ke area kulit lain. Lalu, hindari penggunaan zat netralisasi, seperti asam cuka. Nyoman mengatakan, reaksi netralisasi bisa menghasilkan panas yang justru memperburuk luka bakar. “Kompres area dengan kain bersih yang basah untuk mengurangi rasa nyeri setelah pembilasan,” tuturnya.
Setelah itu, Nyoman menganjurkan ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan evaluasi medis lebih lanjut, terutama jika terdapat luka bakar berat atau area paparan yang luas. Untuk pengobatan awal, Nyoman juga menyarankan tidak menggunakan obat antiseptik untuk mengantisipasi iritasi pada luka. “Bisa gunakan salep antibiotik, tapi sebaiknya resep dokter,” katanya.