Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mencatat setidaknya ada empat kejadian lain jatuhnya sampah antariksa ke Indonesia. Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin, mengatakan sebelumnya, ada di Sumenep, Jawa Timur.
"Setidaknya pernah terjadi di lima provinsi," kata Thomas kepada Tempo melalui aplikasi pesan WhatsApp, Rabu, 19 Juli 2017.
Baca: Kronologi Jatuhnya Kendi Antariksa: Sangat Keras Menghantam Tanah
Kejadian paling dekat adalah tahun lalu di Sumenep, Jawa Timur. Benda yang jatuh kala itu adalah bagian dari roket Falcon 9 milik NASA yang dibuat oleh perusahaan antariksa swasta SpaceX. Waktu itu, LAPAN sangat antusias ingin meneliti benda tersebut.
Selanjutnya terjadi pada 2003 di Bengkulu. Menurut Thomas, benda ini merupakan bekas roket negara Cina. Kejadian sebelumnya berjarak cukup jauh, yakni pada 1988 di Lampung. Saat itu yang jatuh adalah bekas roket Rusia.
Sedangkan kejadian pertama jatuhnya sampah antariksa ke Indonesia, yakni pada 1981 di Gorontalo. "Bekas roket Rusia juga," ujar Thomas.
Baca: Kendi Antariksa Jatuh, Kepala Lapan: Itu Bagian dari Roket Cina
Thomas menjelaskan, sampah antariksa bisa jatuh di permukaan bumi manapun, termasuk Indonesia. Namun, menurut dia, sebagian besar jatuh di laut, hutan, atau pegunungan. "Karena wilayah-wilayah tersebut paling luas di bumi," kata dia.
Sampah antariksa yang jatuh di Agam kemarin awalnya berada pada ketinggian 22 ribu kilometer di titik tertinggi dan 200 kilometer di titik terendah. Karena hambatan udara, orbit sampah itu akan terus turun. Hingga pada ketinggian 120 km, sampah itu tidak bisa mempertahankan ketinggiannya karena memasuki atmosfer padat.
Baca: Misteri Antariksa: Inilah Bintang Terjauh dari Bumi
Simak perkembangan berita jatuhnya sampah antariksa dan informasi dari LAPAN hanya di kanal Tekno Tempo.co.
AMRI MAHBUB
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini