Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Stereotip bahwa para lansia cenderung takut mengambil risiko dan lemah dalam pengambilan keputusan kini terbantahkan. Sebuah studi dari Universitas Szkoa Wysza Psychologii Spoecznej, Polandia, menemukan fakta sebaliknya: orang dewasa yang lebih tua justru kerap menjadi pengambil risiko yang tangguh dan mampu melawan manipulasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penelitian ini melibatkan dua eksperimen, yakni survei online dengan 357 peserta dan studi laboratorium dengan 173 partisipan. Peserta dibagi dalam tiga kelompok usia: dewasa muda (18-33 tahun), dewasa menengah (42-57 tahun), dan dewasa tua (65-80 tahun). Hasilnya, orang dewasa tua lebih sering mengambil risiko dibandingkan dua kelompok lainnya. Mereka juga sama tangguhnya dengan kelompok dewasa muda dalam melawan efek daya tarik atau decoy effect.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Terlalu sering orang dewasa yang lebih tua digambarkan sebagai tidak berdaya dan kurang mampu membuat keputusan yang tepat, yang dapat menyebabkan mereka diperlakukan seperti anak-anak atau dikeluarkan dari pilihan penting,” kata Maciej Kocielniak, doktor dari Fakultas Psikologi dan Hukum, salah satu penulis studi, seperti dikutip dari Earth.com, Sabtu, 14 Desember 2024.
Temuan yang didapat menunjukkan bahwa orang dewasa yang lebih tua tidak hanya mampu membuat keputusan yang baik, "tapi juga dapat melakukannya dengan tingkat ketahanan terhadap pengaruh eksternal yang sangat tinggi,” tutur Kocielniak.
Peneliti juga mencatat bahwa pada awalnya, orang dewasa tua cenderung membuat lebih banyak kesalahan, terutama dalam skenario yang memiliki dampak finansial dan sosial besar. Namun, dengan latihan dan pengenalan, mereka mempertajam keterampilan pengambilan keputusan. Meski membutuhkan waktu lebih lama, kinerja mereka sebanding dengan kelompok yang lebih muda pada akhir percobaan.
Penelitian ini dianggap membongkar stereotip bahwa kemampuan kognitif menurun tajam seiring usia. “Penemuan bahwa kemampuan belajar antara orang dewasa tua dan muda itu sebanding telah mempengaruhi pandangan saya tentang fungsi kognitif dalam proses penuaan —ini bukan sekadar cerita tentang penurunan, tetapi adaptasi,” ujar Kocielniak.
Studi ini memberikan perspektif baru tentang kemampuan orang tua dalam mengambil keputusan yang kompleks. Penelitian juga menunjukkan bahwa mereka tak selalu membutuhkan perlindungan dari suatu pilihan, melainkan waktu dan kesempatan untuk mengenal situasi baru. Hasil studi ini telah terbit dalam jurnal Ageing and Society.