Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Studi: Obat Darah Tinggi Bantu Tekan Angka Kematian Covid-19

Pasien Covid-19 yang mengkonsumsi obat darah tinggi untuk mengendalikan tekanan darahnya, secara signifikan memiliki risiko kematian lebih rendah.

6 Juni 2020 | 07.15 WIB

Ilustrasi Covid-19.
Perbesar
Ilustrasi Covid-19.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa obat yang banyak digunakan untuk mengendalikan tekanan darah tinggi dapat membantu melindungi pasien terinfeksi Covid-19 yang parah, sehingga dapat menekan angka kematian akibat virus tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Para peneliti melaporkan pada hari Kamis, 4 Juni 2020, di European Heart Journal, bahwa pasien dengan tekanan darah tinggi memiliki risiko kematian dua kali lipat dan lebih mungkin membutuhkan ventilasi mekanik untuk membantu mereka bernapas, daripada mereka yang tidak hipertensi (faktor risiko yang diketahui).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam penelitian terhadap hampir 2.900 pasien yang dirawat di bulan Februari hingga Maret di Rumah Sakit Huo Shen Shan di Wuhan, Cina, para peneliti menemukan bahwa pasien yang mengkonsumsi segala jenis obat darah tinggi untuk mengendalikan tekanan darahnya, secara signifikan memiliki risiko kematian yang lebih rendah.

Dengan mengumpulkan data dari studi sebelumnya, tim peneliti juga menemukan obat tekanan darah tinggi jenis ACE inhibitor dan ARB, lebih mungkin terkait dengan risiko kematian yang lebih rendah dari Covid-19. Sementara beberapa makalah sebelumnya telah menyebutkan bahwa obat ini dapat meningkatkan kerentanan terhadap Covid-19.

“Kami cukup terkejut bahwa hasil ini tidak mendukung hipotesis awal kami, pada kenyataannya hasilnya berada di arah yang berlawanan, dengan tren yang mendukung ACE inhibitor dan ARB," kata salah satu peneliti Fei Li dari Rumah Sakit Xijing di Xi'an, Cina.

Bukti-bukti ini berasal dari penelitian observasional, sehingga bukan dari uji coba secara acak. "Tetapi untuk saat ini, kami menyarankan bahwa pasien tidak boleh menghentikan atau mengubah pengobatan antihipertensi biasa mereka, kecuali diinstruksikan oleh dokter," kata Li, demikian dilaporkan Reuters.

ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus