Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Telah Tiada, Koko Gorila Kuasai 2.000 Kata Bahasa Inggris

Ketika Koko berumur 7 tahun, gorila betina itu tampil di sampul majalah National Geographic.

22 Juni 2018 | 14.56 WIB

Buku Koko Kitten's pertama diterbitkan 24 tahun yang lalu dan masih dicetak ulang oleh Gorilla Foundation hingga saat ini. Hasil penjualan buku ini digunakan sebagai dana penyelamatan bagi gorila yang terancam punah di Afrika. Foto di sampul buku ini juga pernah dijadikan sampul majalah National Geografic. Npr.org
Perbesar
Buku Koko Kitten's pertama diterbitkan 24 tahun yang lalu dan masih dicetak ulang oleh Gorilla Foundation hingga saat ini. Hasil penjualan buku ini digunakan sebagai dana penyelamatan bagi gorila yang terancam punah di Afrika. Foto di sampul buku ini juga pernah dijadikan sampul majalah National Geografic. Npr.org

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, San Francisco - Koko, gorila yang dikenal karena memiliki kemampuan bahasa isyarat, telah mati di Woodside, California, Amerika. Koko dilaporkan mampu berkomunikasi dengan manusia dengan 1.000 kata bahasa isyarat dan mampu memahami 2.000 kata bahasa Inggris lisan.

Baca: Koko, Gorila Jenius Meninggal di Usia 46 Tahun

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yayasan The Gorilla Foundation, yang didirikan oleh psikolog hewan Francine Patterson, mengumumkan kematian Koko. "Yayasan akan terus menghormati warisan Koko dan memajukan misi kami dengan proyek upaya konservasi di Afrika," ujar yayasan dalam keterangan yang dikutip Daily Mail, 21 Juni 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Selain konservasi di Afrika, yayasan tersebut juga mempunyai misi perlindungan kera besar di Maui, dan aplikasi bahasa isyarat yang menampilkan Koko untuk kepentingan gorila dan anak-anak.

Koko, yang lahir di Kebun Binatang San Francisco pada tahun 1971, meninggal di usia 46 tahun pada Selasa, 19 Juni 2018. Primata tersebut pernah dikunjungi oleh aktor Robin Williams pada 2001, dan sedih ketika diberitahu tentang kematian Williams pada 2014.

Patterson, yang juga mahasiswa PhD psikologi telah menyelidiki kemampuan kera untuk bahasa isyarat, dan membujuk pihak kebun binatang meminjamkan Koko untuk dilakukan penelitian. "Koko adalah pembelajar cepat, dia segera mampu menggabungkan tanda-tanda untuk meminta sesuatu," kata Patterson.

Patterson dan Koko menghabiskan begitu banyak waktu bersama, mereka terlihat seperti ibu dan anak perempuan, meskipun Koko memiliki kekuatan sepuluh kali lipat dari manusia.

"Kalian tidak akan mengira gorila seperti itu," ujar Patterson dalam siaran dokumenter BBC dua tahun lalu. "Semua orang berpikir King Kong itu bodoh dan agresif. Padahal dia kecil, manis dan kreatif. Sama seperti membesarkan anak kecil."

Ketika berusia empat tahun, kebun binatang menyatakan bahwa Koko menjadi salah satu spesies terancam punah dan harus mampu berkembang biak. Bersama Patterson, Koko dipasangkan dengan gorila jantan bernama Michael yang dibeli dari Wina, yang juga diajarkan bahasa isyarat di California.

Ketika berumur 7 tahun, gorila betina itu tampil di sampul majalah National Geographic. Patterson menerbitkan penelitian yang mengklaim bahwa Koko tidak hanya memiliki kosakata lebih dari 300 tanda, tetapi lebih kontroversial lagi, Koko mampu mengekspresikan emosi yang mendalam dan kompleks.

Ilmuwan perilaku terkemuka Herbert Terrace telah melakukan percobaan bahasa isyarat serupa dengan simpanse yang bernama Nim. Dia percaya bahwa kera tidak secara sadar berkomunikasi tetapi hanya menyalin petunjuk dari manusia.

Simak artikel menarik lainnya tentang Koko, gorila berkemampuan bahasa isyarat hanya di kanal Tekno Tempo.co

DAILY MAIL | BBC

Erwin Prima

Erwin Prima

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus