Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Washington DC - Bepergian dengan kecepatan tinggi dan berasal dari antariksa antar bintang, objek ini pada awalnya dianggap sebagai komet kuno, namun pengamatan menunjukkan bahwa benda ini adalah asteroid dari sistem bintang lain.
Baca: Kisah OSIRIS-Rex Berburu Asteroid Berukuran 2 Kali Menara Eiffel
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Selama beberapa dekade kami telah berteori bahwa benda antar bintang semacam itu ada di luar sana, dan kini - untuk pertama kalinya - kami memiliki bukti langsung bahwa mereka ada," ujar Thomas Zurbuchen, administrator asosiasi untuk Direktorat Misi Sains NASA di markas besar lembaga tersebut di Washington DC, dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip Space kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Penemuan bersejarah ini membuka jendela baru untuk mempelajari pembentukan sistem tata surya di luar tata surya kita sendiri," tambahnya.
Para astronom telah menentukan bahwa benda misterius - yang diberi nama Oumuamua dan diberi nama ilmiah resmi 1I / 2017 U1 – itu berputar mengelilingi matahari pada 9 September dan melewati posisi terdekat Bumi pada 14 Oktober.
Oumuamua (yang berarti "utusan dari jauh tiba pertama" di Hawaii) sekarang berada sekitar 124 juta mil (200 juta kilometer) dari Bumi dan meluncur menjauh dari kita sekitar 85.700 mph (137,900 km/jam), kata pejabat NASA.
Periset bergegas untuk mendapatkan beberapa tampilan terbaik dari asteroid ini, yang telah mengungkapkan bahwa objek ini memang sangat istimewa. Sebenarnya, asteroid ini tidak pernah terlihat sebelumnya.
"Ini adalah objek yang sangat langka," ujar astronom Ralf Kotulla, dari University of Wisconsin-Madison, dalam sebuah pernyataan yang berbeda.
Dengan rekan dari UCLA dan National Optical Astronomy Observatory (NOAO), tim Kotulla menangkap beberapa gambar pertama U1 menggunakan Teleskop WIYN berukuran 11,5 kaki (3,5 meter) di Kitt Peak di Arizona. Gambar pertama ini menegaskan bahwa benda tersebut tidak memiliki coma - awan debu dan gas yang menyimpang dari komet saat mendekati matahari - dan karena itu merupakan asteroid berbentuk tidak beraturan.
Kini, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan Senin, 20 November 2017 di jurnal Nature, para astronom yang menggunakan European Southern Observatory's (ESO) Very Large Telescope (VLT) di Cile menggambarkan karakteristik aneh U1.
Instrumen FORS VLT mampu melakukan pengukuran spektroskopi yang sangat tepat terhadap kecerahan dan warna Oumuamua. Dengan menggabungkan pengamatan VLT dengan yang dilakukan oleh teleskop lain, para astronom menemukan bahwa kecerahan Oumuamua bervariasi karena berputar pada porosnya setiap 7,3 jam.
"Variasi kecerahan yang luar biasa besar ini berarti benda itu sangat memanjang: sekitar 10 kali lebih panjang, dengan bentuk yang kompleks dan berbelit-belit," ujar astronom Karen Meech, dari Institute for Astronomy di Hawaii, dalam sebuah pernyataan lain yang dikeluarkan oleh ESO.
"Kami juga menemukan bahwa obyek itu memiliki warna merah gelap, mirip dengan benda-benda di luar tata surya, dan memastikan bahwa itu benar-benar lembam, tanpa sedikit pun debu di sekitarnya."
Oumuamua diperkirakan sepanjang 1.300 kaki (400 m), berbatu (dengan beberapa logam bercampur), relatif padat dan berbentuk seperti cerutu, kata periset. Obyek ini mungkin memperoleh rona merah setelah dibombardir oleh sinar kosmik energi tinggi selama jutaan tahun ia melayang.
Dengan menggunakan Teleskop Antariksa Hubble NASA/European Space Agency dan teleskop antariksa NASA Spitzer, para astronom terus mempelajari Oumuamua saat menuju ke tata surya bagian luar, dalam upaya untuk belajar lebih banyak tentang benda aneh ini.
"Kami terus mengamati objek unik ini, dan kami berharap untuk lebih akurat menentukan dari mana asalnya dan ke mana arah tur galaksinya selanjutnya," kata anggota tim observasi Olivier Hainaut, dari ESO di Garching, Jerman, dalam pernyataan ESO. "Dan sekarang setelah kami menemukan batu antar bintang pertama, kami bersiap-siap untuk yang berikutnya!"
Para astronom memperkirakan bahwa asteroid antar bintang tersebut melewati tata surya bagian dalam sekitar setahun sekali, namun baru-baru ini saja, dengan optik teleskop yang sangat hebat seperti Pan-STARRS1, mereka dapat mendeteksi benda-benda samar ini.
SPACE | ERWIN Z | HARMANI