Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ahli teknologi peternakan dari IPB University, Epi Taufik, mengungkapkan prinsip dasar kualitas nutrisi bahan pangan, termasuk susu. Dia mengatakan, semakin segar bahan tersebut saat dikonsumsi, maka kandungan nutrisinya relatif masih lengkap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Epi menanggapi video panic buying konsumen berebut produk susu kemasan kaleng merek Bear Brand yang viral di media sosial pada akhir pekan lalu. Video itu menggambarkan pula bagaimana kepanikan masyarakat mencari cara meningkatkan daya tahan tubuh di tengah melonjaknya penularan Covid-19 di tanah air.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Epi, masyarakat tidak perlu panik karena semua jenis olahan susu cair baik itu pasteurisasi, steril dan/atau UHT dari berbagai merek yang beredar di pasaran memiliki kandungan nilai gizi hampir sama. “Sehingga manfaat kesehatan yang didapatkan pun relatif sama,” tutur Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Tekologi Peternakan, Fakultas Peternakan, IPB University, ini lewat keterangan tertulisnya, Senin 5 Juli 2021.
Epi menjelaskan, proses pengolahan memang akan mempengaruhi kandungan nutrisi. Tapi, kalaupun ada komponen nutrisi yang berkurang akibat proses pengolahannya itu, dia menambahkan, dapat disubstitusi dengan proses fortifikasi atau suplementasi.
Beberapa aktivitas pengolahan bahkan bisa membuat nutrisi susu lebih meningkat. Contohnya, aktivitas antioksidan susu pasteurisasi atau sterilisasi/UHT yang lebih tinggi dibandingkan susu segar (mentah).
Kandungan nilai gizi dari setiap produk olahan susu juga selalu dicantumkan dalam kemasan produk—sesuai peraturan iklan dan label pangan dari BPOM. "Nilai gizinya dengan jelas tertulis di kemasan, termasuk persentase kandungan zat gizi dalam memenuhi angka kecukupan gizi," katanya.
Angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk masyarakat Indonesia adalah nilai yang menunjukkan kebutuhan rata-rata zat gizi tertentu yang harus dipenuhi setiap hari bagi hampir semua orang. Ukurannya mengikuti karakteristik yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, dan kondisi fisiologis, untuk hidup sehat.
Jika ada produk mengklaim, misalnya mengandung antioksidan lebih tinggi, vitamin D lebih tinggi, zinc yang lebih tinggi dan sebagainya, maka itu harus tercantum dalam label karena bukti persetujuan dari BPOM. “Jika tidak ada," Epi memperingatkan, "Maka klaim tersebut dapat dianggap penipuan.”
Nestle Indonesia menanggapi soal maraknya pembelian susu Bear Brand dan harganya yang naik di e-commerce.
Menurut Epi, kesadaran masyarakat mengkonsumsi susu untuk menjaga kesehatan termasuk imunitas tubuhnya--seperti yang tampak dalam video panic buying--perlu didukung. Tapi dia juga meminta masyarakat meneruskan mengkonsumsi protein hewani lainnya (daging, telur), juga protein nabati (sayur, sereal dan buah) sebagai sumber serat yang tidak dimiliki susu.
“Juga mengimbau kepada para pelaku pasar untuk tidak mengambil keuntungan sesaat dengan menaikkan harga jual produk susu di luar kewajaran dengan memanfaatkan kepanikan masyarakat di saat kondisi pandemi,” ujar dia menyerukan.