Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Waspada Gempa Megathrust, Kementerian PUPR Telah Siapkan Bangunan Tahan Gempa 1.000 Tahun

Mengantisipasi gempa megathrust, Kementerian PUPR telah siapkan konstruksi bangunan yang dirancang untuk tahan gempa hingga 1.000 tahun.

26 Agustus 2024 | 10.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin meninjau pembangunan rumah tahan gempa di Desa Sirnagalih, kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Rabu 4 Januari 2023. ANTARA/Desca Lidya Natalia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia, yang terletak di wilayah cincin api Pasifik, terus menghadapi risiko gempa megathrust yang signifikan, termasuk gempa megathrust yang sangat berbahaya. Untuk menghadapi ancaman ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah mengambil langkah strategis dengan merancang bangunan yang dirancang untuk bertahan hingga 1000 tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, mengungkapkan bahwa semua bangunan tol dan gedung yang dibangun oleh kementeriannya telah lolos uji tahan gempa, sesuai dengan potensi Megathrust di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Bangunan-bangunan yang telah dibangun, terutama tol dan gedung tinggi di Jakarta, semuanya telah dirancang dengan perhitungan tahan gempa 1000 tahun sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) terbaru," kata Basuki usai Rapat Kerja Komisi V DPR RI di Jakarta pada Rabu, 21 Agustus 2024.

Namun, apa sebenarnya syarat untuk memastikan bangunan-bangunan ini memiliki ketahanan super kokoh dari gempa megathrust?

Syarat Bangunan Tahan Gempa

Membangun rumah atau gedung di wilayah rawan gempa harus memperhatikan sejumlah syarat untuk memastikan ketahanannya. Sebuah bangunan tahan gempa harus mampu bertahan dalam berbagai tingkatan gempa tanpa mengalami keruntuhan total:

  • Gempa Ringan: Tidak boleh ada kerusakan sama sekali pada bangunan.

  • Gempa Sedang: Kerusakan mungkin terjadi, tetapi hanya terbatas pada elemen non-struktural seperti dinding atau plester.

  • Gempa Besar: Kerusakan bisa terjadi pada elemen non-struktural dan struktural, namun bangunan harus tetap berdiri tanpa runtuh.

Meski perancang memiliki pendekatan berbeda dalam merancang bangunan tahan gempa, ada beberapa prinsip umum yang harus selalu diikuti.

  1. Pondasi: Pondasi yang efektif dalam menahan gempa harus memiliki struktur yang terhubung langsung dengan tanah yang padat dan keras, serta memiliki penampang melintang yang simetris untuk distribusi beban yang merata.

  2. Denah Bangunan: Denah bangunan sebaiknya berbentuk simetris, seperti bujursangkar atau persegi panjang. Bentuk simetris membantu mengurangi efek puntiran selama gempa, sehingga bangunan lebih stabil.

  3. Kuda-Kuda: Menggunakan kuda-kuda papan paku sangat dianjurkan karena bobotnya yang ringan dan konstruksinya yang sederhana. Bobot ringan membantu mengurangi beban tambahan pada struktur bangunan selama gempa.

  4. Atap: Bentuk dan berat atap juga harus diperhatikan. Atap yang besar dan berat dapat meningkatkan risiko keruntuhan saat gempa. Oleh karena itu, dianjurkan untuk menggunakan material atap yang ringan seperti seng, asbes gelombang, atau aluminium untuk mengurangi beban pada struktur bangunan.

Dengan memenuhi syarat-syarat ini, sebuah bangunan akan memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap gempa, memastikan keselamatan penghuni dan meminimalkan kerusakan.

Bahan Bangunan Rumah Tahan Gempa

Agar bangunan dapat tahan gempa, bahan bangunan yang digunakan harus memenuhi beberapa syarat khusus:

1. Pasir:
- Kandungan lumpur dalam pasir tidak boleh melebihi 5 persen.
- Pasir harus memiliki campuran butiran halus, sedang, dan kasar.
- Pasir harus terasa tajam saat diremas, tidak halus seperti pasir pantai.

2. Semen:
- Semen tidak boleh menggumpal, membatu, atau mengeras.
- Saat digosok di antara ibu jari dan telunjuk, semen tidak boleh terasa tajam.
- Saat dicampur dengan air, semen harus tercampur secara merata.

3. Batako:
- Batako yang digunakan harus kuat dan tidak luruh saat ditekan.
- Permukaan batako harus rata dan bebas dari cacat.
- Batako harus terlindung dari hujan sebelum digunakan dalam konstruksi.

Bahan bangunan yang memenuhi syarat-syarat ini akan berkontribusi signifikan pada ketahanan bangunan terhadap gempa. Di Indonesia, sudah ada beberapa contoh rumah tahan gempa, seperti Rumah Teletubbies di Yogyakarta dan rumah tahan gempa di Aceh, yang dibangun dengan prinsip-prinsip ini.

SHARISYA KUSUMA RAHMANDA I RECHA TIARA DERMAWAN

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus