Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sepakbola

Di Balik Keputusan Pemecatan Shin Tae-yong dari Kursi Pelatih Timnas Indonesia

Keputusan PSSI memecat Shin Tae-yong dari kursi pelatih Timnas Indonesia menjadi sorotan. Langkah yang tepat dan bisa menjadi blunder sekaligus.

7 Januari 2025 | 13.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong bersama para pemainnya di Piala Asia U-23 2024. Doc. AFC.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan PSSI memecat Shin Tae-yong dari kursi pelatih Timnas Indonesia menjadi sorotan. Media olahraga asal Amerika Serikat ESPN, misalnya, mempertanyakan keputusan federasi lantaran Timnas Indonesia masih berada dalam perburuan satu tiket ke Piala Dunia 2026 di kualifikasi zona Asia. Shin Tae-yong menjadi orang yang berandil besar atas kebangkitan sepak bola Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PSSI memilih mendepak Shin Tae-yong dan mengumumkannya dalam konferensi pers di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, pada Senin, 6 Januari 2025. "Kami melihat perlunya seorang pemimpin yang lebih mampu menerapkan strategi yang disepakati oleh para pemain, dan yang memiliki komunikasi yang lebih baik," kata Ketua Umum PSSI Erick Thohir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Mengenai berakhirnya hubungan kami telah diterima (oleh Shin Tae-yong) dan saya ingin menyampaikan rasa terima kasih saya. Kami juga telah menemukan penggantinya, yang akan tiba pada tanggal 11 (Januari) dan akan diperkenalkan dalam konferensi pers akan diadakan pada tanggal 12,” ujar laki-laki yang juga menjabat menteri adan Usaha Milik Negara tersebut.

Seperti yang sudah diduga, para penggemar Timnas Indonesia bereaksi terhadap berita tersebut dengan campuran kesedihan dan kebingungan. Bagian komentar dari unggahan Instagram resmi yang mengumumkan kepergian Shin dibanjiri dengan pesan-pesan rasa terima kasih, tetapi beberapa bahkan menyatakan bahwa sepak bola Indonesia akan kembali ke zaman kegelapan.

Di mana Indonesia saat Shin Tae-yong mengambil alih kursi pelatih?

Shin Tae-yong setuju untuk mengambil alih Timnas Indonesia pada bulan Desember 2019. Itu menjadi pekerjaan baru setelah memimpin negara asalnya, Korea Selatan, di Piala Dunia 2018. Ia bahkan menjadi dalang kemenangan menakjubkan 2-0 Korea atas Jerman yang berstatus sebagai juara bertahan.

"Shin Tae-Yong terkenal di Korea Selatan, setelah memimpin tim nasional di Piala Dunia 2018 di Rusia," kata Kim Hee-Ung, seorang reporter olahraga di Ilgan Sports. "Meskipun tantangannya di Indonesia relatif rendah, penggemar Korea Selatan sangat ingin mendengar tentang sejarah baru yang dibuatnya. Tidak mengherankan, ada banyak dukungan untuk Shin.”

Sebelum kedatangan Shin Tae-yong, tidak ada pelatih yang bertahan lebih dari dua tahun penuh sebagai pelatih Timnas Indonesia sejak 2010. Ketidakstabilan dan pertikaian melanda sepak bola Indonesia, yang juga pernah mendapat skorsing FIFA campur tangan pemerintah dalam olahraga tersebut.

Ketika Shin setuju untuk mengambil lompatan besar dalam karier manajerial, Indonesia berada di peringkat 173 dalam peringkat dunia FIFA. Akhir 2024, Indonesia sekarang berada di peringkat 127.

Sebelum kedatangan Shin Tae-yong, Indonesia juga gagal lolos dari babak penyisihan grup Piala AFF dalam tiga dari empat edisi sebelumnya. Tugas pertama di turnamen Asia Tenggara tahun 2020 yang tertunda COVID-19, ia membawa Indonesia sampai ke final.

Apa yang dicapai Indonesia di bawah Shin Tae-yong?

Selain peningkatan dalam peringkat dunia, Indonesia dengan mudah merebut kembali tempat mereka sebagai salah satu kekuatan sepak bola ASEAN. Indonesia juga tampil lebih baik di level sepak bola Asia di bawah Shin Tae-yong.

Skuad Garuda mencapai babak ketiga dari babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia yang sedang berlangsung. Timnas Indonesia menjadi satu-satunya tim Asia Tenggara yang berhasil lolos. Itu sudah merupakan prestasi tersendiri. Sejak saat itu, mereka berhasil meraih hasil imbang yang mengesankan melawan Arab Saudi dan Australia. 

Shin Tae-yong berhasil membawa Indonesia mengalahkan Arab Saudi pada laga terakhirnya. Ini membuat Indonesia berada di posisi ketiga di Grup C dan memiliki peluang yang untuk maju ke babak berikutnya. Kemenangan itu menghidupkan impian untuk lolos ke Piala Dunia pertama kali sejak 1938 ketika masih menjadi Hindia Belanda.

Indonesia juga pernah tampil di Olimpiade sebelumnya pada tahun 1956. Tahun lalu, mereka hampir saja kembali ke Olimpiade, tetapi Indonesia kalah dari Guinea dalam playoff antarbenua setelah melampaui ekspektasi untuk finis keempat di Piala Asia AFC U-23. Indonesia berhasil unggul di depan negara-negara mapan seperti Korea Selatan, Arab Saudi, Australia, dan Qatar. Ada pula penampilan pertama di Piala Asia dalam 17 tahun pada awal tahun 2024. Indonesia berhasil mencapai babak 16 besar.

Di tingkat regional alias Piala AFF, meski kesuksesan terus menjauh dari Indonesia, Shin setidaknya membawa mereka ke empat besar pada tahun 2021 dan 2022. Pada edisi 2024, Indonesia, yang mayoritas diisi pemain di bawah usia 22 tahun, tersingkir di fase grup. Setelah itu, rumor pemecatan STY sudah muncul.

Pemecatan Shin merupakan keputusan mengejutkan. Kim He-Ung, yang baru mewawancarai Shin September lalu tentang prospek lolos ke Piala Dunia, mengaku tidak percaya dengan keputusan PSSI. "Di Korea, reaksinya sebagian besar melihat itu sangat tidak masuk akal. Para penggemar di Korea merasa bahwa ini adalah pengkhianatan. Shin Tae-Yong telah berbuat banyak untuk Indonesia jadi mengapa mereka tiba-tiba memecatnya? Saya merasa keputusan itu membingungkan,” kata Kim. Ia juga mengatakan bahwa keluarga Shin Tae-yong sangat marah dengan keputusan PSSI.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir (tengah) didampingi (dari kiri) Manajer Timnas Indonesia Sumardji, Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali, Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi dan Exco PSSI Arya Mahendra Sinulingga memberikan keterangan tentang pemberhentian pelatih Shin Tae-yong di Menara Danareksa, Jakarta, 6 Januari 2025. TEMPO/M. Taufan Rengganis.

Titik kritis pemecatan Shin Tae-yong

Pilihan kata Erick Thohir dalam mengumumkan pemecatan Shin terbilang aneh. Alasan “strategi yang disetujui oleh para pemain" menunjukkan bahwa anggota skuad memiliki pengaruh yang signifikan terhadap gaya bermain dan filosofi tim, yang biasanya merupakan hak prerogatif pelatih.

Meskipun pada tahap awal kepelatihan, Shin Tae-yong mendatangkan banyak pemain muda lokal yang berbakat, kebangkitan Indonesia yang berkelanjutan dalam beberapa waktu terakhir bertepatan dengan masuknya pemain keturunan dari Eropa. Para pemain ini mungkin memiliki gaya manajemen dan pendekatan taktis yang berbeda. Awalnya ia memiliki pikiran yang lebih fleksibel untuk bekerja sama, tetapi Shin Tae-yong harus bekerja sama dengan pemain yang lebih mapan secara kemampuan dan mental.

Penghargaan yang diberikan penggemar Indonesia kepada Shin menjadi perhatian di beberapa kalangan PSSI. Dukungan publik memberi pelatih Korea Selatan itu nilai tawar yang besar setiap kali negosiasi  kesepakatan baru dimulai.

Situasi memanas saat Timnas Indonesia menghadapi China pada kualifikasi Piala Dunia 2026. Alih-alih memenuhi target mendapatkan kemenangan pertama di kualifikasi zona Asia, Shin Tae-yong justru menggunakan pendekatan konservatif untuk bermain mengandalkan serangan balik. Kondisi ini membuat ketidakpuasan di kalangan federasi dan penggemar.

Jika Indonesia melakukan perubahan semata-mata karena PSSI merasa bisa melampaui taktik ala Shin Tae-yong, dan ingin mengembangkan gaya bermain sepak bola yang lebih menyerang bahkan saat menghadapi lawan yang lebih hebat, keputusan memecat STY bisa jadi benar. Terutama dengan adanya lebih banyak pemain asing yang akan meningkatkan kualitas tim secara keseluruhan. Meskipun demikian, disiplin taktis dan kepercayaan diri yang ditanamkan Shin kepada anak asuhnya adalah atribut yang juga tidak bisa diabaikan.

Pemecatan STY menjadi kejutan besar di Korea Selatan. Capaiannya bersama Timnas Indonesia telah menyebabkan beberapa kelompok penggemar menyerukan agar Shin Tae-yong bisa kembali menjadi pelatih Taegeuk Warriors. "Di Korea banyak yang melihat bahwa Indonesia telah memperlakukan Shin Tae-Yong dengan sangat baik," ujar Kim. "Saya tidak berpikir penggemar Korea memiliki persepsi buruk tentang Indonesia sebelum pemecatan. Sebaliknya, penggemar di Korea mendukung Indonesia.”

"Bahkan ada yang menginginkan Shin Tae-yong menjadi pelatih kepala tim nasional Korea karena penampilannya yang bagus di Indonesia. Bahkan sebelum penunjukan Hong Myung-Bo (pelatih saat ini), nama Shin Tae-Yong sudah dibicarakan di kalangan penggemar."

Bagaimana Indonesia melangkah maju?

Aspek lain yang aneh dari pengumuman pemecatan Shin Tae-yong adalah bahwa PSSI merasa perlu menyatakan bahwa pengganti Shin akan ditemani oleh asisten pelatih berkualitas tinggi. Meskipun bisa jadi sebaliknya, hal itu langsung memberi kesan bahwa orang baru yang bertanggung jawab bisa jadi merupakan pilihan yang populer tetapi kurang berpengalaman.

Bagaimanapun, pelatih baru Indonesia akan menghadapi tugas berat dalam mempertahankan momentum yang telah terkumpul di bawah Shin Tae-yong. Keluar dari persaingan dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 akan menjadi bencana langsung. Tantangan pertama, Indonesia akan melakukan perjalanan ke markas Australia. Jika pengganti Shin Tae-Yong memberikan hasil yang lebih baik dan prestasi yang lebih baik, mereka yang menentang pilihan PSSI akan terobati. Jika penggantinya gagal, PSSI harus siap dikecam dan disebut telah melakukan kesalahan terbesar dalam sejarah sepak bola Tanah Air.

PSSI mencari pelatih asal Belanda mengingat banyaknya jumlah pemain kelahiran asal Negeri Kincir Angin yang saat ini tersedia. Ini bisa menjadi keputusan yang akhirnya disesali oleh sepak bola Indonesia, terutama mengingat chemistry antara Shin dan para pemain, serta capaian yang telah dicapai Timans Indonesia sejauh ini.

Indonesia bisa berkaca dari Vietnam. Pergantian pelatih bisa menjadi racun mematikan. Meskipun memiliki pencela atas gaya permainannya, Park Hang-Seo berhasil mengawali era paling sukses Vietnam hingga ia meninggalkan jabatannya pada awal tahun 2024. Penggantinya terbilang pilihan yang cerdas di atas kertas, yaitu Philippe Troussier. Pelatih asal Prancis itu sangat berpengalaman, tetapi ia hanya mampu bertahan tidak lebih dari setahun.

Keputusan PSSI bisa menjadi pertaruhan besar. Pemecatan Shin Tae-yong bisa membawa Timnas Indonesia maju selangkah ke Piala Dunia atau mengalami kemunduran satu-dua langkah sekaligus.

ESPN | PSSI | BAGUS PRIBADI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus