Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ajang Liga Champions musim ini membuat semua mata pecinta bola tertuju kepada Atalanta. Tim asal Italia itu mengejutkan semua orang dengan berhasil melaju ke babak perempat final yang akan dimulai pada Kamis dini hari mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagi penggemar Liga Italia, nama Atalanta memang bukan sesuatu yang baru. Mereka dikenal sebagai tim medioker yang terkadang memberikan kejutan di kompetisi domestik. Namun hal itu kini berubah, Atalanta telah menjadi kekuatan baru sepak bola Italia bahkan Eropa.
Baca Juga: Liga Champions Bisa Hadirkan Juara Baru
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perjuangan klub asal kawasan Utara Italia tersebut sangat menarik karena ini musim ini merupakan debut mereka di kompetisi Liga Champions dalam 111 tahun sejarah klub itu. Sebelumnya Atalanta hanya pernah mencicipi kompetisi kasta kedua Eropa, Liga Europa, juga di Piala UEFA dan Piala Winners di masa lalu.
Yang juga menjadi menarik adalah karena tim ini tak satu pun memiliki pemain bintang. Gaji seluruh pemain Atalanta bahkan disebut tak lebih besar dari gaji yang didapatkan mega bintang Juventus, Cristiano Ronaldo.
Lantas apa yang membuat skuad Si Dewi itu bisa mencapai raihan istimewa? Jawabannya tak lain adalah sang arsitek Gian Piero Gasperini. Ditunjuk menangani Atalanta pada 2016, Gasperini memulai revolusinya di klub itu.
Baca Juga: Jadwal Siaran Langsung Perempat Final Liga Champions
Dia menjual banyak pemain senior Atalanta dan memutuskan mempromosikan para pemain muda dari akademi klub itu. Strategi tersebut sempat membuat posisi Gasperini terancam.
Presiden klub Atalanta, Antonio Percassi, sempat dibuat tak bisa tidur nyenyak karena pada tiga laga awal musim 2016-2017 Atalanta tak mendapatkan sebiji angka pun. Bahkan, Atalanta hanya mendapat satu angka dari lima laga awal musim itu.
Namun pada laga-laga selanjutnya Gasperrini mampu membuktikan bahwa para pemain mudanya siap bertarung untuk membawa kejayaan bagi klub itu.
Musim itu Atalanta berhasil mencapai posisi keempat klasemen Liga Italia dan langsung membuat banyak klub mengincar para pemain muda mereka, Franck Kessie yang kini berbaju AC Milan salah satunya.
Pada musim keduanya, kepindahan sejumlah pemain membuat posisi Atalanta sedikit goyah. Mereka hanya berhasil meraih posisi ketujuh klasemen akhir Liga Italia.
Gasperini kembali membuktikan kemampuannya dengan membawa Atalanta menduduki posisi ketiga klasemen Liga Italia musim 2018-2019 dan meraih tiket Liga Champions musim ini. Itu merupakan capaian terbaik dalam sejarah klub.
Tak hanya pintar melihat potensi pemain muda, Gasperini juga memiliki kemampuan taktik yang brilian. Menganut permainan Catennacio ala Italia, Gasperini dianggap sukses menunjukkan bahwa permainan bertahan bukanlah sesuatu yang membosankan untuk ditonton.
Bagi Gasperini, bertahan bukan berarti menunggu lawan dan menumpuk pemain di lini belakang. Dia memang dengan tegas memerintahkan anak asuhnya untuk segera turun ke area permainan sendiri begitu kehilangan bola, tetapi lawan dipastikan tak akan leluasa memegang bola berlama-lama.
Pria berusia 62 tahun itu menuntut para pemainnya untuk terus menekan para pemain lawan yang menguasai bola dan jika langsung melancarkan serangan balik cepat ke jantung pertahanan lawan.
Strategi itu sukses membuat Atalanta tercatat sebagai tim dengan produktivitas gol tertinggi di Liga Italia. Luis Muriel cs tercatat mencetak 98 gol dari 38 laga, mengalahkan Juventus yang merebut gelar juara dengan hanya mencetak 76 gol.
Di Liga Champions, Atalanta yang bergabung di Grup C bersama Manchester City, Shakhtar Donetsk dan Dinamo Zagreb sempat gugup di laga-laga awal. Tiga kekalahan beruntun mereka raih dan menduduki posisi juru kunci grup.
Baca Juga: Profil 8 Tim Perempat Final Liga Champions
Keberuntungan pasukan Sang Dewi mulai berubah setelah mereka berhasil menahan imbang Manchester City pada laga keempat. Setelah itu Dinamo Zagreb dan Shakhtar Donetsk mereka lumat dan akhirnya keluar sebagai runner-up grup.
Mereka memang sedikit dibantu oleh Manchester City. Skuad asuhan Pep Guardiola mengalahkan Dinamo Zagreb 1-4 pada laga terakhir grup, padahal mereka sudah mengunci posisi puncak klasemen. Alhasil, Zagreb yang menjadi juru kunci Grup C dengan hanya mengantongi 5 angka, terpaut dua angka saja dari Atalanta.
Status sebagai runner-up grup sempat membuat Atalanta tak diunggulkan kala bertemu dengan Valencia pada babak 16 besar. Pasalnya Valencia merupakan juara Grup H, mengalahkan tim-tim besar seperti Chelsea dan Ajax Amsterdam.
Namun Gasperini lagi-lagi membalikkan prediksi banyak orang. Mereka memukul Valencia 4-1 pada laga pertama di Stadion San Siro dan menang 4-3 di kandang lawan.
Dengan mencetak delapan gol, mereka pun tercatat sebagai tim dengan produktivitas gol tertinggi di babak 16 besar Liga Champions. Penyerang mereka, Josep Ilicic juga mencuat menjadi salah satu penyerang tertajam di Liga Champions dengan torehan lima gol, lebih tajam dari penyerang Barcelona Luis Suarez dan Lionel Messi yang masing-masing baru mencetak empat dan tiga gol saja.
Secara statistik, Atalanta juga tercatat sebagai tim dengan produktivitas gol tertinggi keempat di babak perempat final. Mereka hanya kalah dari Bayern Munchen, Manchester City dan PSG. Torehan 16 gol dalam 8 laga membuat Ilicic cs unggul dari Barcelona, Atletico Madrid dan Lyon yang masing-masing baru mencetak 13, 12 dan 11 gol saja musim ini.
Apes bagi Gasperini, dia disebut akan kehilangan Ilicic pada sisa musim ini. Si penyerang dikabarkan harus kembali ke negara asalnya, Slovenia, karena alasan keluarga.
Meskipun tanpa Ilicic, kisah Atalanta masih akan terus berlanjut. Gasperini masih memiliki sejumlah nama yang bisa diandalkan di lini depan seperti Duvan Zapata dan Luis Muriel.
Kini Gasperini pun harus kembali membuktikan bahwa mereka layak diperhitungkan bukan hanya sebagai tim kuda hitam, akan tetapi sebagai kekuatan baru sepak bola Eropa dari Italia. Mereka harus menghadapi tim kaya asal Prancis, PSG, pada laga perempat final Liga Champions Kamis dini hari mendatang.
DAILY MAIL| FOOTBALL ITALIA| BLEACHER REPORT