Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong menceritakan proses pemecatannya oleh PSSI pada 6 Januari 2025. Saat itu Federasi Sepak Bola Indonesia mengundang awak media untuk pengumuman pemberhentian kerja sama dengan pelatih asal Korea Selatan itu dan mengumumkan pelatih baru asal Belanda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Persatuan Sepak Bola Indonesia memberi tahu saya tentang pemecatan saya pada pukul 09.40 pada tanggal 6 (Januari) dan mengumumkan bahwa pelatih baru akan datang pada pukul 12 siang hari itu," kata Shin Tae-yong dikutip dari Yonhap News, Kamis, 16 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Meskipun saya tidak memahaminya, saya dengan rendah hati menerimanya," ujar pelatih yang akrab disapa STY itu menambahkan.
Shin Tae-yong menjadi pelatih timnas Indonesia sejak Januari 2020 hingga Januari 2025. Dalam rentang itu, ia telah membawa skuad Garuda menjadi runner up Piala AFF 2020, medali perunggu SEA Games 2021, runner up Piala AFF U-23 2023, dan lolos Piala Asia U-20 2023.
Pelatih berusia 54 tahun itu juga membawa timnas Indonesia tembus babak 16 besar Piala Asia 2023, peringkat keempat Piala Asia U-23 2024, hingga lolos putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026.
“Saya bekerja sangat keras dan berhasil dalam lima tahun saya di Indonesia. Saya bangga dengan diri saya sendiri. Saya pulang dengan sangat bangga karena saya menancapkan akar yang kuat dalam sepak bola Indonesia," katanya.
Saat ini posisi pelatih timnas Indonesia digantikan oleh Patrik Kluivert. Pelatih asal Belanda sekaligus mantan pemain Barcelona itu ditargetkan dan diharapkan mampu membawa skuad Garuda lolos ke Piala Dunia.
Dalam jumpa pers perdana perkenalannya sebagai pelatih timnas Indonesia, Kluivert mengaku sudah berbincang dengan beberapa pemain keturunan, salah satunya gelandang Jairo Riedewald. Itu merupakan salah satu langkahnya memperkuat tim Merah Putih.
Sebelumnya Jairo diketahui sulit dinaturalisasi karena beberapa pertimbangan tertentu, salah satunya karena ia sudah pernah memperkuat timnas Belanda pada level senior. Kluivert mendekati beberapa pemain keturunan lainnya, tetapi dia menolak menyebutkan nama-nama mereka. Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya komunikasi yang baik antara pelatih dan para pemain timnas Indonesia yang hampir setengahnya diisi oleh pemain diaspora kelahiran Belanda.
Pilihan Editor: Indra Sjafri Belajar Banyak dari Shin Tae-yong dan Pamer Kemenangan atas Argentina ke Patrick Kluivert