Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Liga Indonesia

Si Anak Ajaib Boaz Solossa Berlabuh di PSS Sleman, ini Alasannya

Pemain sepak bola legendaris asal papua Boaz Solossa akan memperkuat PSS Sleman di liga mendatang, setelah hengkang dari Borneo FC.

1 Juni 2022 | 19.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Penyerang Persipura Jayapura, Boaz Solossa saat menghadapi Maziya Sports and Recreation (Maladewa) dalam laga lanjutan AFC Cup 2015 Grup E di Stadion Mandala, Kota Jayapura, Papua, 14 April 2015. Hasil ini menghentikan rekor sempurna Persipura yang selalu menang di tiga laga sebelumnya. Meski gagal memastikan poin penuh, Persipura tetap berpeluang besar lolos ke babak selanjutnya usai memimpin puncak klasemen Grup E dengan koleksi 10 poin dari empat laga. Tempo/Cunding Levi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Boaz Solossa, pesepakbola yang pernah dijuluki "Anak Ajaib" karena kemampuannya mengontrol bola, tendangan kaki kiri yang keras, akurasi kaki kiri dan kanan yang baik, kecepatan, visi menyerang dan naluri mencetak golnya, banyak digandrungi masyarakat. Ia telah menyelami sepak bola secara profesional sejak 1999 kala bergabung dengan PS Putra Yohan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemain kelahiran Sorong pada 18 Maret 1986 ini, memang memiliki bakat luar biasa dalam sepak bola. Kiprahnya mengikuti jejak sang kakak, Ortizan Solossa mulai menyedot perhatian masyarakat ketika tampil memukau saat memperkuat tim Papua di ajang PON (Pekan Olahraga Nasional) di Palembang 2004 silam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Boaz, yang saat itu masih berumur 15 tahun, menjadi pencetak gol terbanyak dengan 10 gol. Prestasi inilah yang kemudian membuat pelatih tim nasional dari Inggris, Peter White tidak ragu mengajak pemain Papua ini bergabung skuad tim nasional di ajang Piala Tiger (kejuaraan sepakbola se-ASEAN yang sekarang Piala AFF) 2004.

Kesempatan tampil sebagai pemain tim nasional di Piala Tiger tersebut semakin membuatnya populer. Bahkan, ia mendapat julukan "Anak Ajaib". Kemampuannya mengontrol bola, tendangan kaki kiri yang keras, akurasi kaki kiri dan kanan yang baik, kecepatan, visi menyerang dan naluri mencetak golnya, banyak digandrungi masyarakat.

Sejak itulah, nama Boaz masuk jajaran pemain top di tanah air. bersama klubnya Persipura, ia berhasil menjuarai Liga Indonesia musim 2005/2006, Juara Liga Super Indonesia 2008/2009 dan Juara Community Shield Indonesia 2009. Sejak tahun 2004, ia selalu dipercaya memperkuat tim Merah Putih. Terakhir, ia tampil di laga persahabatan Indonesia melawan Uruguay dan Maladewa, Oktober lalu.

Boaz Solossa masuk dalam jajaran pencetak gol terbaik dunia nerdasarkan kiprahnya di Indonesia Super Liga dan Asian Football Confederation. Boaz berada di peringkat 53 menurut versi The International Federation of Football History & Statistics (IFFHS), Juni 2011.

Di urutan pertama The World's Top Goal Scorer 2011 adalah Javier Hernández dari Manchester United, selanjutnya disusul Radamel Falcao García dari FC do Porto. Lionel Andrés Messi, pemain FC Barcelona, malah ditempatkan pada urutan tujuh dunia.

Di bawah Boaz, menurut versi IFHHS, adalah Ibrahima Touré dari klub FM Sepahan Isfahan. Lembaga ini tiap tahun memilih pemain terbaik Asia dan Oseania, juga kiper serta wasit top dunia untuk diberikan penghargaan.

“Saya tidak tahu itu, mungkin saja, tapi saya tetap bersyukur atas prestasi selama ini,” kata Boaz Salossa, Selasa, 12 Juli 2011.

Di Indonesia, pemain asal Sorong, Papua Barat, itu juga meraih gelar pemain terbaik musim 2010/2011 dan sebagai top skor Indonesia Super Liga. Prestasinya yang gemilang musim ini tak lepas dari dukungan keluarga. “Mereka selalu mendukung saya, maka itu saya bersyukur,” ujarnya.

Boaz Solossa Memperkuat PSS Sleman

Melansir dari pssleman.id, PSS Sleman merupakan klub ketiga Tanah Air yang diperkuat Boaz Solossa. Persipura merupakan kesebelasan paling sering dibelanya dan pada Liga 1 musim lalu ia berseragam Borneo FC.

Masa depan Boaz Solossa untuk Liga 1 2022/23 akhirnya terjawab. Pesepakbola berusia 36 tahun tersebut memutuskan memperkuat PSS Sleman.

“Dengan kehadiran saya di sini, mohon doa restu dan dukungan dari seluruh masyarakat Sleman untuk menyatukan hati agar bisa membawa PSS Sleman lebih baik lagi,” kata Boaz.

Pada Liga 1 2021/22, PSS harus berjuang keras untuk tidak turun kasta ke Liga 2. Boaz tak mau keadaan tersebut kembali terulang di musim ini.

Musim kemarin PSS hampir masuk ke jurang degradasi. "Puji Tuhan PSS bisa bertahan di Liga 1 karena dukungan fanatik yang sangat besar dari suporter yang luar biasa. Saya melihat sendiri ke mana-mana PSS pergi mereka selalu setia mendampingi. Itu yang membuat kami semua pemain termotivasi lebih untuk membawa PSS menjadi lebih baik,” ujarnya.

Mantan kapten timnas Indonesia tersebut mengenang masa lalunya bermain di Stadion Maguwoharho yang merupakan kandang PSS. Menurutnya, tempat tersebut punya kenangan yang tak bisa dilupakan.

“Saya melihat suporter PSS sangat fanatik memberikan dukungan. Mereka memberikan sportivitas yang sangat baik dan luar biasa dan teman-teman suporter Sleman menerima baik masyarakat Papua yang berada di Sleman,” kata Boaz Solossa.

Sebelum berjuang di Liga 1 2022/23, PSS Sleman akan lebih dahulu mengikuti turnamen pramusim yang dimulai 11 Juni mendatang. Dalam ajang tersebut klub yang idenik dengan warna hijau itu menempati Grup A bersama tuan rumah Persis Solo, PSIS Semarang, Dewa United, dan Persita Tangerang.

IDRIS BOUFAKAR

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus