Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO , Jakarta - Penyanyi dan musisi, Anji terlibat perdebatan di media sosial dengan penyanyi Marcell Siahaan. Perdebatan itu bermula dari kritikan Anji, sebagai pencipta lagu terhadap kebijakan pendistribusian royalti yang dilakukan Lembaga Manajemen Kolektif Nasional atau LMKN. Marcell yang menjadi komisaris LMKN tak suka dengan unggahan Anji.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kritikan terhadap LMKN itu di akun Instagram Anji pada Sabtu, 6 Agustus 2022. "Dear LMK, saya sejak dulu bersuara tentang royalti untuk melakukan hak. Tapi banyak EO dan kafe/resto curhat. Mereka mau bayar, asal uangnya memang sampai kepada pencipta lagu dengan transparan. Bisakah kalian detail dan transparan dalam laporan? " tulis Anji di atas fotonya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada keterangan unggahan, Anji menambahkan pandangannya. "SUARA UNTUK LMK (Lembaga Manajemen Kolektif). Banyak penyelenggara acara cerita, mereka ditagih untuk membayarkan hak pertunjukan royalti. Apalagi sekarang acara-acara konser/festival sedang banyak dibuat. Begitu juga teman-teman yang memiliki kafe/resto/karaoke suka bercerita dan bertanya. Mereka bertanya: Bagaimana cara LMK membagikan uangnya kepada para pencipta?" tulis Anji.
Suami Wina Natalia itu kemudian menjawab pertanyaan itu. "Saya jawab: Tidak detail dan transparan penghitungannya. Bahkan ada uang parkir dari komposer yang tidak mengambil royaltinya (karena tidak tahu atau tidak mendaftar) sementara LMK tidak membuat pemberitaan tentang itu. Jadi sangat mungkin terjadi penyimpangan aliran uang," tulisnya menjelaskan bagaimana Anji menjawab pertanyaan itu.
Ketidakjelasan pembagian itulah, kata Anji, yang membuat para EO, kafe, dan resto merasa malas untuk membayar. "Karena tidak jelas apakah dibagikan dengan benar atau tidak. Apakah pencipta atau LMK-nya yang dapat uang. Apalagi banyak terjadi organisasi pengumpul dana sosial untuk masyarakat, justru anggota organisasinya yang kaya. Baru saja terjadi, mereka dipenjara," tulisnya.
Permintaan Anji agar LMK menjelaskan secara transparan tentang pembagian royalti itulah yang menyulut emosi Marcell Siahaan. Ia kemudian menulis di kolom komentar yang kini sudah dihapusnya, tapi disimpan Anji dan dijadikan unggahan berikutnya. "Oh gitu ya," tulis Marcell di kolom komentar.
Membaca komentar itu, Anji masih menjawab santai. "Iya curhatnya memang gitu." Jawaban ini makin membuat suami Rima Melati kesal. Menurut Marcell, yang namanya pengguna lagu orang lain, dia tak perlu tahu uang yang dia bayar sebagai kompenssasi kepada pemilik hak cipta akan digunakan untuk apa atau apakah disalurkan dengan benar.
"Kalaupun ternyata enggak disalurkan dengan benar (dan itu harus dibuktikan, yes?) terus apakah kemudian jadi menghilangkan kewajiban user untuk bayar? Coba ditelaah dulu sebelum lo menyalurkan curhat di ruang publik," balas Marcell.
Anji mengatakan, ia sepakat pengguna tetap wajib membayar royalti. Tapi ia ingin meminta kejelasan transparansi karena dia memiliki hak untuk bersuara. Jawaban Anji ini rupanya kian membuat kesal Marcell. "Pertanyaan simpel: lo berjuang untuk siapa?" tulis Marcell. Dari situ perdebatan seperti yang ditayangkan Anji menjadi seperti debat kusir.
Marcell selanjutnya menuduh Anji sengaja membahasnya sebagai konten untuk dimonetisasi. "Iya, keresahan lo ini akan menjadi konten lo yang sangat menguntungkan, selamat ya?" tulis Marcell.
Balasan ini gantian membuat Anji naik pitam. "Maksudnya konten apa ni Cell? Kok tendensius sekali kalimatnya? Dengan postingan ini memangnya gue dapat keuntungan apa? Lo kan pejabat publik, kenapa gak terima masukan seperti ini?" jawab Anji.
Anji kemudian memutuskan untuk mengakhiri obrolan. "Gue tidak menyuarakan ini untuk lo seorang, tapi kepada LMK/LMKN. Kalau lo akhirnya menyerang gue personal, gue rasa gue gak perlu melanjutkan obrolan ini. Sebagai pihak yang punya wewenang silakan menjawab dengan solusi, bukan serangan personal seperti yang lo lakukan."
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.