Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Film

Episode terbaru Racket boys Ada Taufik Hidayat, Tebus Kemarahan Indonesia?

Pada salah satu adegan di Racket Boys, menunjukan permainan Taufik Hidayat yang bertanding melawan Shon Seung Mo di Olimpiade Athena 2004.

6 Juli 2021 | 14.44 WIB

Adegan di drama Korea terbaru Netflix, Racket Boys. Dokumentasi: Netflix
Perbesar
Adegan di drama Korea terbaru Netflix, Racket Boys. Dokumentasi: Netflix

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -  Sempat menuai kontroversi, drama Korea Racket Boys kembali merilis episode terbarunya. Dalam episode 11 yang tayang pada 5 Juli 2021, legenda bulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat ditampilkan di drakor yang pernah memicu kemarahan penggemar badminton Tanah Air itu. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pada salah satu adegan, menunjukan permainan Taufik Hidayat yang bertanding melawan Shon Seung Mo dari Korea Selatan di Olimpiade Athena 2004. Pertandingan yang dimenangkan oleh Taufik Hidayat ini, menjadi bahan evaluasi untuk para atlet bulu tangkis yunior dalam drama tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tang Jun Sang yang berperan sebagai Yoon Hae Kang di drama, mengungkapan bahwa permainan Shon Seung Mo terlihat kurang maksimal dan terdapat beberapa kesalahan. “Pertama, permainan netnya sangat banyak dan reli dalam lima kali pukulan. Dia sengaja memukul kok ke arah kanan lawan dengan cepat, dan membuat itu kembali ke kirinya,” ujar Yoon Hae Kang.

Taufik Hidayat. ANTARA/Puspa Perwitasari

Setuju dengan pendapat tersebut, Kim Min Ki yang berperan sebagai Jung In Sol, menjelasan bahwa kekalahan yang didapatkan Shon Seung Mo disebabkan oleh mata kanannya yang bermasalah. “Dia bertanding dengan mata kanan yang tak bisa melihat di sini. Dia terus berlatih dan menemukan cara untuk melanjutkan ribuan kali,” tutur Jung In Sol.

Drama Racket Boys menuai kemarahan publik Indonesia ketika mengisahkan perhelatan Indonesia Open Junior yang mengesankan menjadi tuan rumah seenaknya. Indonesia dianggap tidak memberikan pelayanan yang memuaskan sebagai tuan rumah, di antaranya pendingin udara yang tidak menyala, makanan seadanya, dan tempat latihan yang jauh.

Faktanya, Indonesia adalah satu dari tiga negara penyelenggara kejuaraan bulu tangkis dunia yang mendapatkan predikat superseries 1000 selain All England dan China Open. Akibatnya, publik Indonesia marah dan memberikan rating rendah hingga SBS, stasiun televisi yang menayangkannya, dan rumah produksinya meminta maaf kepada penonton di Tanah Air.

Racket Boys bercerita tentang pelajar SMP di pedesaan yang bermimpi menjadi bintang bulu tangkis. Mereka berjuang keras dan belajar menjadi tim yang solid. 

FAHIRA NOVANRA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus