Napak Tilas Delapan Arsitek Terkemuka Indonesia

Galeri Emiria Soenassa, Taman Ismail Marzuki, tampak tak seterang biasanya. Lampu terang yang biasanya dipasang di langit-langit ruang pameran itu tampak redup. Sebagai gantinya, sejumlah lampu meja melengkung menjadi penerang di setiap meja di galeri tersebut. Di sana, sedang berlangsung pameran bertajuk "Dipl.-Ing Arsitek. Arsitek Indonesia Lulusan Jerman dari Tahun 1960-an". Pameran itu dihelat pada 12 Desember lalu hingga 12 Januari mendatang. 

Di bawah naungan lampu meja bungkuk itulah, Putri, 23 tahun, tampak saksama melihat koleksi barang-barang pribadi milik arsitek Suwondo Bismo Sutedjo. Barang-barang itu antara lain kartu nama, foto, sketsa rancang bangunan, kamera foto lawas, mesin tik kuno, sampai Piagam Tanda Kehormatan Presiden yang diberikan pada 12 Maret 1997. 

Bagi Putri, suguhan barang-barang pribadi Suwondo Sutedjo ibarat mengajaknya memasuki mesin waktu. Mahasiswi jurusan arsitektur di salah satu universitas negeri itu merasa seperti masuk ke dunia arsitek yang lahir pada 1928 dan wafat pada 2019 tersebut. "Pak Suwondo salah satu arsitek legendaris Indonesia. Suatu kehormatan bisa melihat-lihat coretan, sketsa, dan tulisan-tulisannya," kata Putri ketika ditemui di Taman Ismail Marzuki, Selasa lalu.