Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Kelompok Teater Bandoengmooi menggelar seni pertunjukan rakyat yaitu longser dengan judul 'Karajaan Beurit' atau 'Kerajaan Tikus'. Berlangsung di Gedung Kesenian Rumentang Siang, Bandung, pementasannya dirancang sebanyak empat kali dalam sehari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami mengajak para remaja untuk terlibat langsung menjadi pemain, sutradara, penata musik dan tari,” kata Ketua Sanggar Seni Bandoengmooi, Mochammad Fikri sebelum pementasan, Sabtu, 14 Oktober 2023.
Teater Bandoengmooi Libatkan Anak SMK Tampil Seharian
Lakon yang melibatkan siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 10 Bandung itu disiapkan tampil dari pukul 09.00 hingga 19.30 WIB. Sebelumnya, para pelajar yang melakukan praktik kerja lapangan di Bandoengmooi selama empat bulan itu ikut dilatih akting, memainkan musik, dan menari. Mereka juga diajarkan pemasaran, menjalin kerjasama dengan pendukung acara, serta menggaet penonton dari kalangan remaja serta masyarakat umum.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami dapat menjaring penonton sekitar seribu orang yang 90 persennya dari kalangan remaja dan penonton pemula seni longser,” kata Fikri.
Sinopsis Longser Kerajaan Tikus
Pertunjukan longser Kerajaan Tikus berkisah tentang kebutuhan pokok terutama beras yang semakin sulit didapat. Selain harganya mahal, persediaan beras sangat terbatas di pasaran. Sementara para petani mengeluh karena gagal panen. Padi dan palawija yang ditanam habis sebelum berbuah karena dilahap hama tikus. Kondisi seperti itu menyebabkan penduduk desa serba kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Berbagai cara telah dilakukan para petani agar tikus tidak menyerang padi dan palawija. Alih-alih hama itu segera hilang, jumlah tikus semakin bertambah dan sulit dimusnahkan. Sebagian masyarakat percaya bahwa siluman Kerajaan Tikus sedang menguasai lahan pertanian mereka.
Warga pun mencurigai keterlibatan Kepala Desa yang menjadi kaya raya setelah didatangi pengusaha sambil membawa sekopor uang. Warga dibujuk untuk menjual lahan sawahnya karena desa akan dikembangkan sebagai kawasan industri. Untuk memuluskan rencana itu, ribuan tikus ditebar ke tanah pertanian warga. Kasusnya kemudian menjadi urusan pihak berwajib.
Pewarisan Seni Longser
Ketua Yayasan Kebudayaan Bandoeng Mooi Hermana HMT mengatakan, pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun. Pada 2024 mereka akan menerima calon pelatih seni longser di SMA atau SMK yang akan dilatih tari, musik, akting, pencak silat, dan manajemen kesenian.
Sebelumnya mereka telah membimbing 40 orang pelatih seni longser bagi kalangan pelajar. Para pelatih diminta untuk membentuk 20 komunitas seni longser di sekolah agar bisa tampil sebagai peserta festival seni longser tingkat pelajar. Pelatihan itu menurut Hermana sebagai upaya melestarikan longser yang telah ditetapkan pemerintah sebagai warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.