Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tanyakan bagaimana cara memilih ikan arwana kepada Didi Widayadi, 60 tahun. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan ini niscaya akan dengan senang hati menceritakan pengalamannya memelihara ikan tropis itu. Ia kini memelihara ratusan arwana—80 di antaranya dari jenis super-red yang berharga jutaan rupiah per ekor.
Bukan cuma cara memilih, mantan Kepala Polda Sumatera Selatan ini juga sangat paham merawat pelbagai jenis arwana. Teman-teman di kepolisian menjulukinya ”Jenderal Arwana”. Didi bahkan pernah membedah ikannya yang mati. ”Saya ingin mempelajari anatominya,” katanya. Kini ia mengobati sendiri arwananya yang sakit.
Kecintaan pada arwana ia mulai ketika menjabat Kepala Polres Pandeglang, Banten, pada 1983. Saat itu Didi tertarik melihat ikan arwana peliharaan Kepala Polri. Ia pun berburu anakan arwana. ”Karena masih mayor, belinya yang murah,” ujarnya.
Sayang, arwana peliharaannya tak kunjung mirip arwana milik Kapolri. ”Warnanya enggak merah,” ujarnya. Didi pun mencoba segala upaya, termasuk memberinya makan kelabang seperti saran banyak orang. Upaya itu tetap gagal. Ternyata kesalahan ada pada jenis ikan. Rupanya ikan yang ia beli jenis golden red, yang berwarna kekuningan. ”Hingga kapan pun, ya, tak akan berwarna merah,” katanya seraya tertawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo