Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KENDATI lahir dan besar di lingkungan Keraton Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah, Atilah Soeryadjaya dulu tak pernah menyukai pergelaran wayang orang. ”Saya paling benci, selalu tidur kalau disuruh latihan,” katanya mengenang masa lalu.
Cerita berbalik 180 derajat. Istri pengusaha Edward Soeryadjaya ini sekarang sangat mencintai wayang orang. Selasa dua pekan lalu, ia tampil menjadi Dewi Arimbi dalam pertunjukan berjudul Banjaran Gatotkaca. Pertunjukan itu bukan yang pertama. Sebelumnya, ibu enam anak ini pernah memainkan tokoh Srikandi.
Kecintaan Atilah terhadap wayang orang terpupuk secara tak sengaja. Awalnya seorang teman mengajaknya menonton pergelaran Wayang Orang Bharata di Jalan Kalilio, Senen, Jakarta Pusat. Sejak itu ia ketagihan. Selain menonton, ia aktif menjalin pertemanan dengan anggota Bharata. Kepada Atilah, mereka berkeluh-kesah soal minimnya perhatian pemerintah dan masyarakat terhadap wayang orang. ”Mereka hanya hidup dari menjual karcis,” ujarnya.
Atilah lantas menggerakkan teman-temannya—istri pengusaha ataupun istri pejabat—agar menonton wayang orang. Bahkan dia melibatkan mereka dalam pementasan. ”Setiap latihan mereka harus bayar, uangnya sebagian diberikan ke Bharata,” katanya. Semoga awak Bharata tak lagi mengeluh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo