Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gempa dan tsunami dahsyat di Jepang membuat istri duta besar Indonesia di Negeri Matahari Terbit, Bianca Adinegoro, ikut ketiban repot. Saat gempa mengguncang Sendai pekan lalu, dia sedang menemani Hj Mufida Kalla, istri mantan wakil presiden Jusuf Kalla; Hj Siti Ramlah Aksa, istri pengusaha Aksa Mahmud; dan Riantini Suteja, istri pengusaha Sofjan Wanandi. Mereka berkunjung ke Ibaraki. Kota ini hanya beberapa kilometer dari Sendai, lokasi terparah akibat gempa.
"Kami baru ke luar restoran, tiba-tiba gempa. Guncangannya kuat sekali. Saya harus pegangan kuat-kuat," kata Bianca saat dihubungi Tempo. Kota Ibaraki pun mendadak gelap-gulita. Khawatir gempa susulan, rombongan itu memutuskan kembali ke Tokyo. Perjalanan yang seharusnya ditempuh dua jam harus mereka jalani selama 16 jam karena macet dan jalan tol ditutup.
Di Tokyo, Bianca tidak tinggal diam. Bersama 20 orang anggota Dharma Wanita KBRI Tokyo, dia membuat dapur darurat. Dapur ini memasok makanan bagi ratusan warga Indonesia yang ditampung di sekolah Indonesia di Jepang. Menu andalannya nasi, ayam, dan sayur. Hari ketiga, stok bahan makanan menipis. "Kami sempat kehabisan beras," katanya.
Ikut repot di dapur membuat Bianca kurang tidur. Tak mudah pula memasak di tengah guncangan gempa susulan. "Sesekali harus lari ke luar gedung," dia menambahkan. Gempa susulan setiap lima menit itu lama-kelamaan membuat Bianca "mati rasa". Belakangan, dia ogah lari menghindar. "Pasrah saja. Saya capek kalau harus lari terus," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo