Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam urusan setir-menyetir, barangkali Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Irwandi Yusuf susah ditandingi. Dari sepeda motor hingga pesawat pernah ia jajal. Sekarang, bila berkunjung ke pedalaman dan menggunakan pesawat ringan, bisa dipastikan dia sendiri yang akan menjadi "sopir"-nya. "Mengemudikan pesawat itu mudah. Kalau bisa bawa becak, pasti bisa bawa pesawat," ujarnya, enteng.
Setelah mengunjungi korban banjir di Aceh Selatan, akhir Desember lalu, misalnya, lelaki 49 tahun itu tiba-tiba masuk ke ruang pilot dan duduk di belakang kemudi pesawat. Ia tak mau jadi kopilot. Kemudi ia ambil alih, dan Irwandi sendiri menjadi pilotnya. Pesawat pun terbang dengan tenang sampai ke Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh.
Acap kali pula bawahannya "dipaksa" menjadi kopilot dadakan bagi Irwandi. Bila penumpang cemas, Pak Pilot, eh, Pak Gubernur, tangkas membuang gelisah. "Tenang saja, kita akan aman." Sejak kapan Irwandi bisa mengendarai pesawat? Dia mengunci mulut. "Pokoknya saya bisa, dan tidak susah."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo