Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BARU beberapa jam pameran Tulola Jewelry dibuka, Jero Happy Salma Wanasari mesti merelakan kalung beringin purnama yang dipakainya ditawar seorang pelanggan. "Dengan senang hati saya lepas karena ada yang suka," tutur Happy saat ditemui di Tugu Kunstkring Paleis, Jakarta Pusat, Jumat dua pekan lalu.
Beberapa hari berikutnyaa, giliran anting-antingnya yang harus ia lepas. Selama pameran pada 23-27 November lalu di Jakarta, Happy melepas sebuah kalung dan dua pasang anting yang sedang ia pakai. Ia pun rela jadi manekin berjalan memakai produk yang dijualnya. "Kadang perhiasan itu harus dipakai. Tadinya orang enggak ngeh karena bentuk desainnya agak enggak biasa," tutur ibu satu anak ini. Apalagi, menurut dia, perhiasan-perhiasan tersebut seratus persen buatan tangan dalam jumlah terbatas.
Rupanya, ini bukan pertama kali Happy mesti merelakan perhiasan yang ia kenakan kepada pembeli di sebuah acara. Sekitar tiga tahun lalu, kata dia, ada sekitar lima perhiasan yang ia lepas. Kondisi yang dihadapi Happy saat ini jauh berbeda dengan ketika ia belum terjun ke bisnis perhiasan. Dulu ia sangat terobsesi pada perhiasan. "Ketika saya ada di bisnis ini malah suka lupa," tuturnya. Bahkan sekalinya dipakai tak bertahan lama karena ditawar pembeli.
Pameran tersebut rutin digelar dalam empat tahun terakhir. Tahun ini mengangkat tema koleksi "Lingkaran Semesta". Happy membuka bisnis perhiasan bersama sahabatnya, Sri Luce Rusna, sejak 2007.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo