Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

85 Monolog Bung Karno

Seniman teater Wawan Sofwan memperoleh rekor MURI karena mementaskan monolog pidato Bung Karno hingga 85 kali. Ia mengawali pementasan di Moskow, Rusia, pada 2002.

 

6 Maret 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Aktor dan sutradara teater, Wawan Sofwan, bermonolog tentang Sukarno menjelang kemerdekaan, Bandung, Jawa Barat, Rabu, 16 Agustus 2017./TEMPO/STR/Anwar Siswadi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AKTOR dan sutradara teater Wawan Sofwan mendapat penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI). Seniman Bandung itu telah 85 kali mementaskan teater monolog pidato Sukarno sejak 2002. Proses latihan dan pementasannya berawal dari Moskow, Rusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wawan mendapat penghargaan bernomor rekor 9849 itu setelah diundang ke acara Jaya Suprana Show pada Selasa, 23 Februari lalu. “Pak Jaya memberikan piagam MURI, surprised sekali,” kata Wawan, 55 tahun, Senin, 1 Maret lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia teringat sekitar tiga tahun lalu pernah mengobrol dengan Jaya Suprana dan istrinya tentang pementasan monolog pidato Bung Karno. Saat itu Jaya mengatakan Wawan bisa memperoleh rekor MURI. Rupanya, Jaya membuktikan omongannya.

Wawan pertama kali mementaskan monolog pidato Bung Karno dari pembelaan atau pleidoi berjudul “Indonesia Menggugat”. Bung Karno menyampaikannya di ruang sidang pengadilan pada akhir 1930 di Bandung. Dari Moskow, naskah monolog itu dipentaskan di beberapa kota di Eropa, seperti Berlin, Hamburg, dan Den Haag.

Pertunjukan yang disponsori Yayasan Bung Karno itu kemudian diboyong ke berbagai kota di Indonesia. Sampai kini, Wawan masih ingin mementaskan monolog pidato Bung Karno. “Koleksi naskahnya masih sedikit, kurang dari 20,” ujarnya.

Naskah monolognya selain Indonesia Menggugat adalah Pidato 1 Juni, Sumpah Pemuda, dan Revolusi Mental. Wawan juga menulis naskah Besok atau Tidak Sama Sekali yang berkisah tentang Bung Karno sebelum pembacaan teks proklamasi. Monolog ini pernah dipentaskan di Jakarta, Bandung, Berlin, dan Paris.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus