Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Joko Anwar akan menyutradarai film Hollywood bertema fiksi ilmiah.
Pihak produser menyodorkan salah satu film fiksi ilmiah yang sudah masuk rencana produksi mereka.
Joko bersyukur bisa mendapat kesempatan belajar hal baru.
MIMPI Joko Anwar menggarap film bertema science fiction atau fiksi ilmiah bakal segera terwujud. Ia akan menyutradarai film Fritzchen, adaptasi dari cerita pendek karya penulis Amerika Serikat, Charles Beaumont. Cerita ini pertama kali diterbitkan di majalah Orbit pada 1953. "Fritzchen ini kombinasi science fiction dan horor, dan saya suka sci-fi," ujar Joko saat dihubungi Aisha Shaidra dari Tempo, Kamis, 7 April lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Film ini akan diproduksi salah satu rumah produksi besar, Village Roadshow, yang telah menggarap banyak film terkenal, seperti The Matrix, Mad Max: Fury Road, Joker, Ready Player One, dan Ocean's Eleven.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertemuan Joko dengan pihak Village Roadshow terjalin lewat Creative Agency Artist, agen yang menaungi Joko di Los Angeles, Amerika Serikat. Sebelum masa pandemi Covid-19, Joko sempat beberapa kali bolak-balik Jakarta-Los Angeles untuk menghadiri pertemuan atas undangan agen itu guna bertemu dengan sejumlah produser. Pembahasan film ini, kata dia, berlangsung pada 2019-2020.
Sutradara 46 tahun itu mengatakan, dalam suatu pertemuan, pihak Village Roadshow menanyakan film apa yang hendak Joko buat selain yang selama ini sudah ia garap. "Saya jawab pingin garap science fiction," tutur Joko, mengenang pertemuan beberapa tahun lalu itu.
Pihak produser lantas menyodorkan salah satu film bergenre fiksi ilmiah yang sudah masuk rencana produksi mereka. "Ketika ditawarin, saya seneng sama ceritanya," ucap Joko, yang akan berkolaborasi dengan penulis naskah Michael Voyer dan produser David Kopple.
Bukan soal menggarap film Hollywood yang membikin Joko senang. Bagi dia, membuat film bisa di mana saja. Film-filmnya juga mendapat sambutan internasional, seperti Pengabdi Setan, Perempuan Tanah Jahanam, dan Gundala. Sebelumnya, Joko pun berkesempatan mengerjakan serial televisi bergenre dark fantasy berjudul Halfworlds serta turut menggarap salah satu cerita horor “A Mother's Love” dalam serial Folklore yang sama-sama diproduksi HBO Asia.
Joko bersyukur bisa mendapat kesempatan belajar tentang hal baru. Apalagi selama ini ia tidak pernah secara khusus mencicipi kuliah perfilman. "Ini kayak kuliah lagi, pengalaman syuting di luar dengan environment dan metode berbeda," tuturnya. Kesempatan mempelajari banyak hal baru itulah yang menurut dia paling penting saat ia mendapat kesempatan menggarap film di Hollywood.
Joko Anwar belum bisa bercerita banyak tentang kapan film itu akan dilansir karena pihak rumah produksi juga masih menutup rapat informasi lebih lanjut mengenai proyek ini.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo