Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

tokoh

Boneka Barbie

Butet Manurung sempat ingin menolak keterpilihannya menjadi model boneka Barbie. Ia terpilih karena memiliki cita-cita kuat dan konsisten menggapai mimpi.

9 April 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Butet Manurung terpilih menjadi model boneka Barbie karena memiliki cita-cita kuat dan konsisten menggapai mimpi. 

  • Butet bersanding dengan, antara lain, produser serial Grey’s Anatomy, Shonda Rhimes (Amerika Serikat), dan penata rias sekaligus pengusaha kosmetik, Pat McGrath (Inggris).

  • Boneka Barbie Butet mengenakan kain batik ala perempuan Rimba.

BUTET Manurung sempat berencana menolak keterpilihannya menjadi model boneka Barbie. Saat itu perempuan bernama lengkap Saur Marlina Manurung tersebut belum mengetahui tujuan Barbie menjadikannya model boneka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Suami dan kawan-kawan Butet memintanya berpikir ulang sebelum menolak keterpilihannya. “Lho, justru harus dibuktikan, dong, kamu bukan kayak Barbie yang kamu pikirkan selama ini,” kata suaminya seperti dituturkan Butet kepada Gangsar Parikesit dari Tempo melalui rekaman suara, Kamis, 7 April lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya, Butet berpendapat bahwa sebagian besar Barbie adalah boneka dengan rambut pirang, bermata biru, tinggi, dan bertubuh ideal. Di mata pendiri "Sokola Rimba" itu, boneka Barbie hanya menggambarkan satu macam fisik perempuan.

Butet lalu melakukan eksplorasi lebih jauh dan bertemu dengan perwakilan Barbie di Jakarta. Ia akhirnya mengetahui alasan Barbie menjadikannya model boneka. Barbie memilih Butet lantaran perempuan kelahiran 21 Februari 1972 ini bisa melampaui batas.

Butet dianggap memiliki cita-cita kuat dan konsisten menggapai mimpinya tersebut. Ia masuk ke pedalaman hutan di Jambi demi mengajari anak-anak Rimba atau suku Kubu membaca, menulis, dan berhitung. “Breaking the boundaries dalam mengejar mimpi,” tutur antropolog ini.

Barbie Butet Manurung. Twitter/@manurungbutet

Barbie tidak memilih model berdasarkan negara karena bisa jadi di satu negara terdapat sepuluh tokoh yang layak menjadi model boneka. Kalau Butet menolak, Barbie tidak menyiapkan kandidat lain.

Menyambut Hari Perempuan Internasional 2022 yang diperingati pada 8 April, Barbie merilis 12 boneka edisi khusus yang terinspirasi 12 tokoh perempuan dari seluruh dunia. Butet antara lain bersanding dengan produser serial Grey’s Anatomy, Shonda Rhimes, dari Amerika Serikat; penata rias sekaligus pengusaha kosmetik Pat McGrath asal Inggris; serta desainer Lan Yu dari Cina.

Butet mengusulkan boneka dirinya mengenakan kain batik ala perempuan Rimba. Boneka tersebut mengenakan kemban bermotif dominan angso duo yang dipadukan dengan bawahan kain batik bermotif sama dengan gambar lain, seperti bunga jeruk, biji timun, dan kapal sanggat di bagian tengahnya. “Motif itu menggambarkan alam di Jambi dan sejarahnya,” ucapnya.

Butet mengatakan boneka itu menggambarkan mimpi, cita-cita, "Sokola Rimba", dan masyarakat adat. Boneka itu juga mewakili keberagaman budaya di Indonesia. “Layaknya banyak perempuan Indonesia di daerah-daerah yang memiliki pekerjaan dan dekat dengan alam. Mereka sangat tangguh secara fisik dan mental,” katanya.

Boneka Barbie itu hanya akan diberikan kepada Butet, tidak dijual di pasar. “Namanya one of a kind doll, jadi hanya satu,” ujarnya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus