Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Cerita Davina Veronica mengajak peduli satwa liar.
Upaya Hamish Daud mengajak peduli lingkungan.
Melanie Subono yang aktif di webinar lingkungan hidup.
PANDEMI Covid-19 tak menghalangi Davina Veronica, 42 tahun, untuk berkampanye tentang isu lingkungan dan perlindungan satwa. Model dan pendiri yayasan pencinta hewan Natha Satwa Nusantara ini sudah lebih dari sepuluh kali menjadi narasumber webinar yang melibatkan berbagai lembaga konservasi ataupun instansi pemerintah, seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. “Untuk isu wildlife atau hutan, aku biasanya ngomongin soal orang utan,” kata Davina kepada wartawan Tempo, Mahardika Satria Hadi, Kamis, 12 Agustus lalu.
Davina, misalnya, membagikan pengalamannya bersama lembaga konservasi satwa ketika melepasliarkan orang utan di hutan Kalimantan. Juni lalu, ia ikut melepasliarkan tujuh orang utan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya. Ia juga menceritakan pentingnya orang utan dan hutan sebagai habitatnya. Menurut dia, upaya pemulihan primata endemis Indonesia itu di tempat rehabilitasi akan sia-sia jika tidak dibarengi dengan pelestarian hutan. “Orang utan punya peran ketika berada di hutan. Kalau dia ada di kandang atau pusat rehabilitasi, ya enggak bisa ngapa-ngapain,” ujarnya.
Davina kerap bekerja sama dengan Borneo Orangutan Survival Foundation, Borneo Nature Foundation, dan Jakarta Animal Aid Network dalam mengedukasi publik lewat webinar dan live Instagram. Selebritas yang sebelum masa pandemi bisa enam-delapan kali setiap tahun mendatangi habitat orang utan di Kalimantan ini juga sering diajak dalam acara diskusi komunitas penyayang binatang, dokter hewan, hingga aktivis.
Selain mengisi webinar, Davina melalui yayasannya terus menolong anjing dan kucing yang tidak terawat ataupun ditelantarkan pemiliknya. Apalagi jumlah laporan tentang penelantaran hewan peliharaan selama masa pandemi melonjak. Ia, misalnya, pernah mengevakuasi tiga ekor anjing dari pemiliknya yang terjangkit Covid-19. “Sampai sekarang masih di tempat penampungan kami karena orangnya ketika sembuh sudah tidak mampu lagi merawat anjingnya,” tutur Davina.
Aktor dan presenter Hamish Daud juga beberapa kali diundang menjadi pembicara webinar tentang lingkungan. Ia memilih topik yang lebih spesifik supaya tidak membuat bingung audiens. “Biasanya saya berdiskusi tentang fakta-fakta yang mendidik dengan topik yang menarik dan saya berharap banyak orang mendapat wawasan baru,” tutur Hamish melalui jawaban tertulis, Jumat, 6 Agustus lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hamish Daud. MNC Photo by Juanda
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mendirikan yayasan konservasi bernama Indonesian Ocean Pride, Hamish ingin menyambung kembali masyarakat Indonesia dengan laut karena Indonesia adalah negara maritim. Menurut dia, Indonesian Ocean Pride banyak membahas isu lingkungan serta kampanye dan edukasi yang menginspirasi masyarakat untuk menumbuhkan rasa memiliki lautan Indonesia yang mempunyai ekosistem dengan keanekaragaman hayati tertinggi sejagat.
Pria kelahiran Gosford, Australia, 41 tahun lalu ini merasa beruntung dibesarkan dekat dengan alam. “Saya telah melihat banyak perubahan dalam 30 tahun ini dan ada banyak hal yang perlu dibenahi karena Indonesia memiliki alam yang luar biasa untuk perkembangan sains,” ujarnya. Hamish sekarang sibuk berkutat dengan Octopus, platform ekonomi sirkular yang menjadi solusi permasalahan sampah.
Pagebluk juga membuat ruang gerak Melanie Subono terbatas. Jika sebelumnya terbiasa menyuarakan isu lingkungan dengan turun ke jalan dan masuk hutan, penyanyi dan pegiat lingkungan ini mengalihkan kampanyenya secara daring lewat webinar. “Saya sempat ngomong soal polusi udara dan energi terbarukan,” ujar Melanie, 44 tahun, lewat pesan suara WhatsApp, Rabu, 11 Agustus lalu.
Melanie Subono bersahabat dengan gajah. twitter.com/melaniesubono
Berkutat dengan isu lingkungan sejak dua dasawarsa lalu, Melanie terlibat dalam kegiatan berbagai organisasi. Ia bekerja sama dengan Bali Sea Turtle Society untuk konservasi penyu; Pusat Penyelamatan Satwa Petungsewu, Malang, Jawa Timur, untuk lutung Jawa; Wildlife Conservation Society untuk gajah; serta Greenpeace dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia. Bersama Jakarta Animal Aid Network dan Maria Stray Home alias Kandang Preman, ia mengadvokasi isu perlindungan hewan peliharaan. Bahkan rumahnya dijadikan semacam tempat penyelamatan satwa.
Selain webinar, Melanie mengkampanyekan isu lingkungan lewat media sosial, tulisan, talkshow televisi, hingga wawancara dengan media. Sebelum masa pandemi, ia juga terbiasa diajak lembaga konservasi untuk mengedukasi siswa dari satu sekolah ke sekolah lain. Terkadang lewat panggung musik. “Mau diajak ngomong soal musik, alam, atau apa pun saya selalu kembalikan ke diri sendiri. Kalau berbicara alam, misalnya, kita juga harus bisa mengurangi polusi, menghemat listrik,” tuturnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo