Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Bapak Telah Pergi

Awaluddin peran bapak dalam keluarga marlia. meninggal tgl 24 febr 80. jenazah dimakamkan di karet.

8 Maret 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEJAK Inspektur Rachman -- film pertamanya, tahun 50-an -- sampai dengan Bulan Madu -- film terakhirnya, selesai tahun lalu -- bintang film dan sandiwara ini boleh dikata tak bekerja di lain bidang. Dalam Festival Film Indonesia 1978 ia pun memperoleh piala khusus penghargaan untuk dedikasinya itu. Sebelumnya, tahun 1965, memperoleh penghargaan sebagai pemeran pembantu terbaik dalam film Lewat Jam Malam. Tapi ia lebih dikenal tahun-tahun belakangan ini sebagai bapak dari "Keluarga Marlia" di teve. Menurut Marlia Hardy, Awaluddin, 64 tahun, mendapat bagian honor terbesar dalam grup sandiwara ini. "Pak Awal itu 'kan bintang yang sudah terkenal, sudah berpengalaman. Jadi wajar kalau saya memberikan bagian terbesar," kata Bu Mar. Dan memang kehidupan sehari-hari tokoh yang antara lain pernah menjadi Direktur Muda Gema Masa Film dan anggota Dewan Film Nasional itu (lahir di Padang 11 November 1916), sangat patut mendapat sumbangan kenangan. Dan "Keluarga Marlia" memang merasa sangat kehilangan, ketika Ahad akhir Februari lalu "bapak" mereka meninggal. Penyakit yang diidapnya memang berat: jantung, tekanan darah rendah dan kencing manis. "Bapak sakit jantung sudah 5 tahun lalu. Tapi menderita serangan hebat baru 6 bulan belakangan ini," tutur Marsih, 43 tahun, anak sulungnya. Dan rumah yang amat sederhana, yang terasnya telah berdiri miring, di hari Seninnya, menjelang jenazah diberangkatkan penuh sesak dengan handai tolan almarhum. Tentu, "Keluarga Marlia" pun hadir Sofia, Endang Mustikawati, Tuti Heryani, Masngudi dan Marlia Hardy. Gang sempit di Kampung Tanah Manisan, Jatinegara, Jakarta Timur itu hari itu dihadiri banyak tokoh film dan orang-orang TVRI. Almarhum meninggalkan seorang istri, dua anak dan delapan cucu -- mereka itu semua berteduh di satu atap di rumah itu. Ruminah, 52 tahun, istri almarhum kini telah sulit diajak bicara -- pendengarannya telah sangat berkurang. Senin itu jenazah dimakamkan di Karet -- seperti permintaannya sendiri kala masih sakit-sakitan. "Bapak cuma pesan, agar dikubur di Karet, agar kumpul dengan kakek," kata Marsih. Kepada Marlia Hardy, menurut Bu Mar "Pak Awal beberapa waktu sebelum ini pesan pada saya, agar tak mengeluarkan anggota sandiwara, kalau tak yang bersangkutan minta keluar sendiri."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus