Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakil Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Agus Santoso, 55 tahun, tampak bersemangat ketika menunjukkan beberapa gerakan karate kepada Tempo di kantornya di Jakarta Pusat, Rabu pekan lalu. Beberapa kali ia mengulang gerakannya sembari menghitung dalam bahasa Jepang: "Ichi, ni, san, shi, go…."
Ia pun tak ragu meminta bantuan salah seorang anggota staf keamanan di kantornya, yang juga karateka, untuk memastikan gerakan dan posisinya sempurna. "Biar bisa jadi contoh," tutur Agus, yang baru saja didaulat menjadi Sekretaris Jenderal Federasi Karate Asia Tenggara (SEAKF) periode 2016-2020.
Ia mengatakan sepuluh federasi karate negara Asia Tenggara memilihnya secara aklamasi di Port Dickson, Malaysia, awal Juni lalu. Ia merasa tanggung jawabnya cukup berat. Sebab, dalam periode kepengurusannya, akan berlangsung SEA Games 2017 di Kuala Lumpur dan Asian Games 2018 di Indonesia. Ia juga harus melakukan lobi agar karate dipertandingkan dalam Olimpiade 2020 di Tokyo.
Menurut Agus, ia terpilih menjadi Sekjen SEAKF karena dianggap berhasil memimpin Bandung Karate Club sejak 2014. Klub itu aktif mengikuti kejuaraan tingkat lokal dan internasional. Dalam kongres Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) 2014, ia diusulkan mewakili Indonesia dalam pemilihan Sekjen SEAKF. "Padahal saya belum tergabung dalam FORKI. Saya hanya mengurus perguruan," ucap Agus, yang dianugerahi Dan (tingkatan sabuk hitam) IV ketika menjadi pemimpin Bandung Karate Club. Setelah setahun lebih memimpin klub itu, ia pun memegang Dan VI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo