Pu, Pu Garpu.
Mungkinkah wartawan menipu?
Sampai pembaca terbius bisu?
Yang dhalim tidak disapu,
4 sal wartawan bemandi susu.
***
BAIT di atas adalah salah satu bagian sajak yang kemudian
populer dari Bung Tomo. Malam 2 Agustus itu ia mebacakan
sajak-sajaknya Kepada Bangsaku (1946). Terali Sutera, dan KAMI
(1966). Yang paling mendapat banyak sambutan adalah Kelompok
Dinner-Set Saling Bertanya, tentang perilaku sebagian kaum
wartawan kini.
Setelah dua tiga bait, selalu muncul ulangan: "Petani-petani
kecil cengkeh. Tertawa sinis terkekeh-kekeh. Pengisap-pengisap
kretek, Ikut protes merengek-rengek." Selesai bait ini, bendera
merah dari kertas yang ada di tangannya dinaikkannya ke atas dan
seperti yang telah diminta, hadirin meneriakkan: "pungli, pung,
pungli, pung."
Sajak dinner-set ini dinyatakan ditujukan kepada Persatuan
Wartawan Indonesia, yang beberapa waktu lalu menerima hadiah
sumbangan perlengkapan alat-alat makan dari Ptobosutejo, adik
seibu Presiden Suharto. Kata Bung Tomo: "Saya mual mendengar
pidato sambutan Ketua PWI Harmoko ketika menerima hadiah
tersebut. Berlebihan pidatonya -- hanya untuk dinner-set yang 7
juta rupiah". Harmoko beberapa hari kemudian bilang: "Lha wong
dikasih kok Ya harus menyatakan terimakasih."
Altar Teater Luwes Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ) di
Tanan Ismail Marzuki Jakarta, cukup meriah dan penuh semangat.
Di sisi podium, ada sebuah meriam terbuat dari kertas, patah
larasnya. Kemudian tulisan: Merdeka tapi bingung ..... Bendera
merah putih cukup besar terpampang disisi lain. Bung Tomo malam
itu mengenakan batik merah jambu. Biar umurnya kini sudah 57
tahun, suaranya masih lantang, mengingatkan orang pada singa
corong radio yang membakar semangat kemerdekaan dulu.
Kemudian muncul Ketua Dewan Keluarga Mahasiswa (DKM) Labes
Widar yang naik pentas untuk menyematkan lencana Merah Putih
dan lambang Garuda Pancasila ke dada Bung Tomo. Kata Labes
Widar "Di Yogya beberapa waktu yang lalu, seorang mahasiswa
ditangkap karena mengenakan Merah Putih ini. Saya ingin tahu,
apakah Bung Tomo akan ditangkap juga."
Setelah Bung Tomo, tampil antara lain penyair-penyair Abdul
Hadi WM, Sutardji Calzoum Bachri, Taufiq Ismail, membacakan
sajak-sajak. Antara lain: Kembalikan Indonesia Padaku, sajak
'Taufiq. Kaos bertuliskan judul sajak tersebut, cap bendera
Merah Putih kecil dan Garuda Pancasila, habis terjual.
Suasana memang santai dan kacau. Untung Tomo sendiri, ketika
ditanya pendapatnya tentang anak-anak muda yang bersajak-sajak
dengan nyindir dan tidak jarang jorok, herkata: "aripada mereka
main tembak, kan lebih baik baca sajak. Kreatif."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini