"CINA dan Amerika telah mencapai beberapa kemajuan ke arah
normalisasi hubungan," demikian kata Cyrus Vance kepada para
wartawan pada akhir kunjungannya selama empat hari ke Peking.
Kunjungan empat harinya itu, dinilai oleh Vance sebagai "sangat
utama, konstruktif dan berguna bagi Amerika." Pembicaraan
lanjutan antara kedlJa negara disepakati untuk dilanjutkan dalam
bulan-bulan mendatang.
Huang Hua, rekannya dari RRC pada kesempatan yang sama
mengatakan, "kedua negeri kami menghadapi persoalan dan punya
pandangan yang sama." rapi, di samping itu, seolah mengingatkan
Amerika, Hua mengatakan: "Kami percaya bahwa tuan Carter dan
tuan Vance secara eksplisit telah menyatakan bahwa Komunike
Shanghai merupakan prinsip pembimbing yang menggaris bawahi
hubungan antara kedua negeri."
Perkara Komunike Shanghai inilah yang memang jadi persoalan
utama yang mendasari segala segi hubungan PekingWashington.
Vance, sesuai dengan belum jelasnya sikap pemerintah Carter
terhadap masalah Taiwan, menganggap tugas misinya adalah
melakukan penjajagan dan kalau mungkin barangkali mencoba
melunakkan sikap Peking. Sebaliknya tuan rumahnya kelihatannya
mendesak terus agar sang tamu memperjelas sikapnya, terutama
dalam merealisasikan Komunike Shanghai.
Satu Negara Cina
Komunike Shanghai yang ditanda-tangani oleh Nixon dan almarhum
Chou En-lai pada bulan Pebruari 1972 punya pasal yang kurang
lebih berbunyi: "RRC dan Amerika setuju bahwa hanya ada sau neg
ara Cina dan kedua wilayah di pantai Selat Taiwan merupakan
wilayah Cina." Dengan menandatangani persetujuan ini. Amerika
secara tidak langsung mengakui tuntutan Cina bahwa "Taiwan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari daratan Cina." Buat
RRC, seperti yang selalu disebar-luaskannya ke seluruh dunia,
belum kembalinya Taiwan ke dalam lingkungan RRC merupaka bukti
nyata turut campurnya Amerika dalam urusan domestik Cina.
Cina tentu saja menolak dan menganggap syarat tersebut "tidak
realistis". Ini pun berarti turut campur urusan dalam negeri
RRC," karena Taiwan adalah wilayah RRC. Penolakan ini terlihat
dalam pernyataan ketua delegasi Lembaga Politik Luar Negeri
Cina Hao Teh-ching yang beberapa waktu yang lalu mengunjungi
Washington. Hao Teeh-ching mengatakan: "Semua urusan politik
ditentukan oleh keadaan pada waktu keputusan itu diambil. Karena
persoalan Taiwan belum diselesaikan sangat sukar bagi kami untuk
menentukan apa yang telah terjadi.
Para ahli Cina di Washington punya pendapat berbeda-beda dalam
mentafsirkan jawaban yang penuh teka-teki ini. Doak Barnett.
Sinolog terkenal berpendapat bahwa apa yang dicari Peking
sekarang adalah isyarat dari Amerika bahwa pada suatu saat ia
aka menganut prinsip yang dimaui Cina. "Apabila Carter gagal
memberi isyarat ini. Maka akan ada kemunduran dalam hubungan
Amerika-Cina," kata Barnett. Sinolog ini percaya bahwa
sekaranglah saatnya bagi Amerika untuk menarik pengakuan
diplomatiknya terhadap Taiman walaupun hubungan dagang masih
tetap dipelihara. Tapi sebagai imbalanya Peking harus menyatakan
secara jelas bahwa ia tak akan melakukan kekerasan terhadap
Taiwan tambah Barnett. sinolog yang banyak didengar pendapatnya
oleh pemerintah Carter.
Parris Chang, sinolog kelahiran Taiwan, berpendapat bahwa
pengakuan diplomatik penuh saja yang bisa diberikan kepada
Peking dan ditrik dari Taiwan. Tapi minta agar Washington
menyokong Taiwan untuk memproklamirkan dirinya sebagai Republik
Taiwan dan bukan Republik Cina lagi. Dan negara itu harus
menarik diri dari pulau Quemoy dan Matsu. Usul Parris Chang ini
dikenal sebagai "Formula Amerika."
Baik Chang maupun Barnett berpendapat bahwa dewasa ini Cina
secara militer belum siap untuk merebut Taiwan. Barnett lebih
lanjut berkesimpulan bahwa tampaknya tak ada keinginan di pihak
Cina untuk mengintegrasikan rakyat Taiwan dengan rakyat di
daratan. Mereka sudah biasa dengan konsumerisme dan hidup secara
"burjuis" menurut ukuran daratan. Dengan demikian bisa jadi
racun bagi rakyat daratan yang lebih bersifat "proletar".
Kesediaan Nixon mendatangani komunike Shanghai sekarang telah
menempatkan pemerintah Carter dalam situasi yang serba salah. Di
satu pihak ia ingin memperbanyak hubungannya dengan Peking
sesuai dengan syarat yang diminta RRC, namun di pihak lain
Amerika pun telah terlanjur terjerat dengan ikatan-ikatan yang
dibuatnya di masa lalu dengan Taiwan sebagai sisa-sisa masa
perang dingin. Yaitu: perjanjian pertahanan Amerika-Taiwan yang
menjadikan negara besar itu sebagai pelindung eksistensi negeri
pulau tersebut sebagai negara.
Tak pelak lagi pembicaraan-pembicaraan Vance dengan pimpinan
baru RRC hasil kongres PKC (lihat Denah Panji-Panjimu.
Selamat Tinggal Mao) berjalan lancar dalam hal pandangan
terhadap peningkatan kegiatan Uni Soviet yang makin
membahayakan kedua negara, hubungan dagang, kerja-sama ekonomi,
teknik serta kebudayaan untuk saling pengertian antara kedua
bangsa.
Pada hari kedua kunjungan Vance, tanggal 23 Agustus yang lalu,
Ketua Hua secara terbuka mengemukakan tekadnya untuk terus
melanjutkan hubungannya dengan Amerika Serikat. Hubungan itu,
katanya, diadakan karena "adanya ancaman dari Uni Soviet." Dalam
pernyataan kebijaksanaan luar negerinya yang terlengkap sejak
menggantikan Mao, Hua mengingatkan para pendengarnya pada ajaran
Lenin untuk selalu "mengambil keuntungan dari setiap mendapatkan
sekutu, meski persekutuan tersebut bersifat sementara, tidak
stabil dan tidak bisa dipercaya."
Teng Hsiao-ping kemudian melakukan pertemuan tersendiri dcngan
Vance. Dalam acara makan malam yang dipersembahkan Teng kepada
tamunya, wakil perdana menteri yang baru saja direhabilitir itu
mengangkat gelasnya sembari berkata: "Untuk normalisasi hubungan
Cina dan Amerika. Meski acara makan malam dan bertukar pikiran
Teng-Vance itu berlangsung selama dua jam. Hingga keberangkatan
Vance tidak sedikit pun yang diketahui mengenai merasakan yang
mereka bicarakan. "Kunjungan ini memang sifatnya penjajakan
kata Hodding Carter, juru bicara Deplu Amerika menjelaskan
kemudian. Para diplomat Amerika yang menyertai kunjungan lima
hari Vance hanya mengutip Teng sebagai berkata:
Pertemuan ini amat berguna . . . pandangan kami adalah bahwa
normalisasi yang pernah harus segera direalisasikan."
Bagi Vance, paling sedikit makanan dalam jamuan itu dianggapnya
yang terenak selama kunjungannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini