Filsafat mengapa

"KEMAMPUAN terbesar orang-orang Amerika terletak dalam mencari jawab bagaimana melakukan sesuatu. Mereka tidak pusing terlalu banyak mengenai mengapa sesuatu itu begitu. Mereka lebih berminat mencapai bulan daripada memikirkan apa yang akan mereka lakukan jika mereka sudah sampai di sana. Sebaliknya, orang Asia sangat memikirkan mengapa sesuatu itu begitu, dari pada memikirkan bagaimana merubahnya." Itu tulisan Richard Giap Tan jebolan Fakultas Ekonomi UI yang kini sedang menyelesaikan PhDnya di bidang pendidikan internasional di Universitas California Santa Barabara. Giap Tan adalah mahasiswa yang sangat gigih ikut sayembara menulis di AS. Sejak 1974, dia selalu turut sayembara tahunan yang diadakan majalah keluaran Asian Foundation yang terbit dua minggu sekali. Potongan tulisannya di atas adalah dari judul Cultural Exchange: What Asians Can Offer Americans. Kali ini dia bisa menjadi juara ketiga. Kemenangan-kemenangan sebelumnya cuma bisa sampai nomor penghargaan. Tapi tidak putus asa. Juri sayembara biasanya orang pilihan. Sudjatmoko, ketika masih Duta Besar di sana, juga pernah jadi juri. Untuk membiayai sekolahnya, Ciap Tan bekerja sebagai programer komputer. "Filsafat mengapa," katanya, "menjadikan orang lebih tahan akan hantaman kehidupan."