Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Bertengkar

Carlos menem, 59, dan zulema yoma, 47, bertengkar memperebutkan rumah. menem dituduh menyeleweng, dan main perempuan. tapi dibantah menem. yoma diusir, karena suka mencampuri urusan dinasnya.

23 Juni 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di Jakarta saat ini diputar film The War of The Roses, tapi di Argentina "diputar" film The War of The Menems. Mirip, ceritanya soal rebut-merebut rumah di antara suami dan istri yang lagi bertengkar. Dan yang unik, pemirsa televisi di Argentina itu melihat sendiri, bintang yang muncul adalah tokoh utama negeri itu, Presiden Carlos Menem, 59 tahun, dan istrinya Zulema Yoma, 47 tahun. Episode Selasa pekan lalu, misalnya, ditayangkan bagaimana Yoma keluar dari Wisma Olivos -- kediaman resmi Presiden Argentina, rumah yang diperebutkan -- bersama anak-anaknya. Lalu di muka rumahnya, lusinan wartawan sudah siap menunggu dengan tustel dan notesnya. "Jangan sebar luaskan berita ini ke luar negeri. Nanti kan citra bangsa kita bisa buruk," kata wanita yang selalu berpakaian rapi itu menjawab wartawan. Celaka, berita itu sendiri sudah menyebar lebih dulu, tak bisa diimbau oleh siapa pun, agaknya. Dan ini memang drama rumah tangga yang bisa menimpa siapa saja, kali ini kebetulan seorang presiden. Nyonya Menem menuduh suaminya suka menyeleweng, main perempuan, dan sebagainya. Yang dituduh membantah. Yang menuduh makin gencar, sampai menyebut staf Menem korupsi segala. Menem membantah. Mereka pun bertengkar. Presiden dari "Negeri Bola" ini sampai tak betah di rumah, ia tidur di rumah teman-temannya, bahkan di rumah sakit. Tapi karena Istana Presiden itu punya sejarah dan kehormatan, tentu saja Menem tak enak jadi gelandangan. Ia pun mengirim pasukan kawal presiden untuk mengusir istrinya. Tapi tidak termasuk kedua anaknya, Zulema Maria Eva, 19 tahun, dan Carlos Saul Facundo, 21 tahun. Ternyata, kedua buah perkawinan selama 24 tahun itu cenderung memihak ibunya. Di layar televisi muncul wajah mendung Carlos Facundo. Dcngan mata basah putra Menem itu mengatakan, "Kelakuan Ayah diktator. Saya merasa kehilangan dia." Yoma pun kemudian tak rela diperlakukan seperti itu. Ia menganggap perbuatan suaminya "menyalahgunakan kekuasaan". Yoma, yang sementara tinggal di sebuah flat, hari itu juga mengirimkan telegram ke alamat Presiden: "Saya akan menuntut apabila saya tidak diizinkan kembali ke rumah dalam waktu 24 jam." Yoma menduga pengusiran itu lebih disebabkan oleh soal politis daripada urusan emosi. "Karena saya terlalu banyak bicara soal korupsi," katanya. Telegram itu dibalas telegram Menem, keesokannya. Bunyinya, "Perintah saya itu disebabkan kelakuan dan kebodohanmu yang akan diketahui umum dan membahayakan jabatan saya." Dan dalam konperensi pers yang diselenggarakan Menem di Olivos, Kamis pekan lalu, ia membeberkan daftar dosa Yoma. "Istri saya suka mencampuri urusan saya dan pemerintahan." Rupanya, Menem tak suka istrinya terlibat dalam urusan-urusan dinas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus