Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Kiper Persija Jakarta, Andritany Ardhiyasa, gemar menulis pengalaman harian di blog pribadi sejak 2012.
Buku kiper Persija Jakarta, Andritany Ardhiyasa, berisi pengalamannya sejak menjadi siswa di Sekolah Ragunan hingga anggota tim nasional Indonesia.
Kiper Persija Jakarta, Andritany Ardhiyasa, ingin bukunya menjadi inspirasi pemain sepak bola muda.
PENJAGA gawang Persija Jakarta, Andritany Ardhiyasa, menulis sebuah buku tentang sepak bola di Indonesia dengan judul Gagal Bukan Berarti Pecundang. Buku tersebut berisi kumpulan pengalaman pribadi dan perjalanan kariernya sebagai pesepak bola profesional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Buku terbitan Zukzez Express itu juga memuat testimoni dari Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Mochamad Iriawan serta sejumlah pelatih ternama, seperti Rahmad Darmawan, Stefano Cugurra, Luis Milla, dan Alfred Riedl.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ada kutipan testimoni dari mereka. Ada juga foto-foto selama saya di timnas Indonesia,” kata kiper yang biasa disapa Bagol ini kepada Tempo, Rabu, 28 Desember 2022.
Penjaga gawang yang lahir pada 26 Desember 1991 ini mengatakan mulai menulis pengalaman hidup harian pada 2012. Ia biasa menulis di blog pribadi, andritany26.blogspot.com.
Saat itu dia masih menjalani pendidikan sebagai siswa di Sekolah Khusus Olahragawan Ragunan, Jakarta Selatan. Bukunya pun mengambil bahan dari sejumlah tulisan pada jurnal daring tersebut.
Andritany menuturkan, bukunya itu mengusung tiga tema tentang cara dia memandang hidup, cinta, dan sepak bola. Ia juga menyisipkan sejumlah puisi tentang semangat pantang menyerah. Menurut dia, buku ini memang menyasar anak muda dan pesepak bola amatir untuk terus berjuang mewujudkan mimpi menjadi pesepak bola profesional.
Andritany menambah panjang daftar pemain Persija yang menulis buku tentang perjalanan karier sepak bola. Sebelumnya, beberapa pemain mengeluarkan buku, seperti Zainal Abidin (Abidin Pentjetak Gol), Soetjipto Soentoro (Si Gareng Menggoreng Bola), Jonny Pattinasarany (Dan Saya Telah Menyelesaikan Pertandingan Ini), serta Bambang Pamungkas (Ketika Jemariku Menari dan Pride).
“Orang mungkin beranggapan jadi pemain bola itu enak, bisa punya uang, rumah, mobil, dan lainnya. Tapi mereka jarang tahu bagaimana kami bisa ada di posisi itu,” ujar mantan pemain tim nasional yang pernah menjadi runner-up Piala AFF 2016 ini.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo