Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEJAK didirikan oleh Elvira Devinamira Wirayanti pada Oktober 2020, kegiatan belajar di sekolah daring di Rumah Aspirasi, Jalan Tambak Asri 187, Kota Surabaya, terus berlangsung. Sekolah gratis bagi anak-anak sekolah dasar di kawasan Kampung 1001 Malam di bawah kolong jalan tol Dupak itu menyediakan lebih banyak telepon pintar. "Sekarang ada 20 gadget yang bisa dipakai bergantian oleh anak-anak di sana," kata Elvira saat dihubungi, Kamis, 22 Juli lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Puteri Indonesia 2014 itu mendirikan sekolah online setelah mendengarkan ide adiknya, Shafira Novianti Adi Dwi Putri, yang menyoroti pembelajaran jarak jauh selama pandemi Covid-19. Menurut Shafira, 16 tahun, tak semua siswa dapat mengikuti sekolah daring, terutama yang berasal dari keluarga tak mampu. "Gadget saja mesti gantian dengan emak dan bapaknya yang harus kerja. Mereka enggak bisa maksimal ikut sekolah harian," ujar Elvira, menirukan ucapan adiknya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Putri Indonesia Elvira Deminamira saat memberikan bimbingan kepada anak-anak sekolah dasar di kawasan kumuh Kampung 1001 Malam, di bawah kolong tol Dupa, Surabaya, Jawa Timur./Dok Pribadi
Elvira, 28 tahun, memilih Kampung 1001 Malam karena ia pernah mengunjungi kawasan bekas lokalisasi itu untuk kegiatan sosial saat menjadi Puteri Indonesia. Dibantu Komunitas Tolong Menolong, mereka menyulap garasi sebagai ruang belajar online. Elvira dan adiknya juga merogoh kocek untuk memasang Wi-Fi, membeli lima telepon seluler, dan menyediakan tenaga pengajar. Siswa sekolah daring juga mendapat camilan dan susu saban hari serta nasi kotak setiap Jumat.
Saat berkunjung ke sekolah pada Desember tahun lalu, Elvira Devinamira membagikan masker dan penyanitasi tangan serta mengkampanyekan pentingnya menjaga protokol kesehatan selama pandemi. Ia juga mengajar bahasa Inggris. Sejak sekolah didirikan, satu per satu donatur membantu kegiatan operasional dengan memberikan dana, buku, alat tulis, bangku, hingga bantal. "Kami selalu terbuka supaya sekolah online bisa terus berjalan, kondisinya lebih baik, dan muridnya bisa lebih banyak," kata Elvira.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo