Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BAGI tiga novelis perempuan, Dewi Lestari, Ayu Utami, dan Leila S. Chudori, nama Jati memiliki makna yang mendalam. Ada kisah di balik pemilihan nama Jati untuk karakter utama dalam novel mereka. Deesapaan Dewimemakai nama Jati Wesi di novel terbarunya, Aroma Karsa, yang terbit pada pertengahan Maret lalu. Leila memilih Asmara Jati sebagai nama salah satu tokoh utama dalam Laut Bercerita, yang terbit awal tahun lalu. Sedangkan Ayu menggunakan nama Parang Jati dalam Bilangan Fu, yang dirilis sepuluh tahun lalu.
Di benak ketiga penulis tersebut, Jati punya akar sama. Bagi Dee, Jati merupakan nama Jawa yang bermakna keteguhan. Dalam novelnya, Jati yang tumbuh dan besar di tempat pembuangan akhir Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, memiliki bakat penciuman yang super. Ia juga cerdas, pendiam, berkemauan kuat, dan pekerja keras. "Saya pilih nama Jati, yang kemudian dikombinasikan dengan Wesi, secara sederhana artinya ’jati besi’, yakni kombinasi kayu tangguh dan logam yang kuat," katanya Selasa pekan lalu.
Jati dalam novel Leila digambarkan sebagai dokter muda yang sibuk mengurus orang tuanya setelah abangnya, Biru Laut, diculik menjelang reformasi. "Saya membutuhkan seorang tokoh yang realistis, rasional, yang kukuh dan tabah," ujarnya. Bedanya, Jati versi Leila adalah perempuan. Nama lengkapnya Asmara Jati.
Adapun Jati dalam karakter yang dibuat Ayu adalah pemuda idealis yang terlibat cinta segitiga. Nama itu diambil dari istilah roso jati, yakni perasaan yang mengantarkan pada hal spiritual. "Saya datang dari tradisi Jawa yang sangat menghargai kata ’jati’," ucap Ayu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo