TAHUN Macan 1986 telah minta "korban" dari grup lawak Srimulat. Yang terkena adalah Gepeng, yang selama ini dianggap sebagai bintang grup itu. Ia di-PHK-kan terhitung Senin pekan lalu. "Kami mengambil keputusan untuk memutuskan hubungan kerja dengan Saudara," bunyi surat bos Srimulat, Teguh, kepada Gepeng. Gepeng, yang kehilangan hak menempati rumah dinas di Balekambang, Solo, tak urung kaget juga. "Tapi tak apa, memang saya mesti pindah rumah, dan saya sudah beli," ujarnya sambil mengemasi perabotannya. Rumah barunya masih di sekitar Kota Solo. Mengapa Gepeng dipecat? Persoalannya, kata Jujuk, istri Teguh, bermula dari ketidak disiplinan Gepeng. Ia sering main di luar secara sembunyi-sembunyi, karena butuh uang. Sebagai pemain Srimulat, ia memang menerima honor tertinggi: Rp 150 ribu per bulan. Tapi, itu tak mencukupi untuk keluarganya. Sehingga ia terpaksa cari obyek, seperti rekaman, main film, main video, atau manggung di luar. Terakhir, menjelang tutup tahun lalu, ia nekat menerima tawaran main di Banjarmasin dengan bayaran bersih Rp 2,5 juta. Apa yang dikerjakan Gepeng setelah cerai dengan Srimulat? Ia ternyata tetap dengan profesinya. Sabtu pekan lalu, ia manggung di Kudus, Jawa Tengah, bersama dengan dua alumni Srimulat, Narimo dan Nunung. Bayaran mereka Rp 4,5 juta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini