DI London sulit, di Jakarta sulit. Itulah pengalaman Chichi Dumais, penari modern kita yang dua pekan lalu menjadi bintang dalam festival tari jazz modern di Jakarta. Tapi samasama sulit, jenisnya lain. Di London, setelah belajar menggoyangkan kakitangan beserta tubuh di University of London Goldsmiths College, Chichi terpilih memerankan salah seorang istri raja dalam pertunjukan tari dan musik dengan lakon The King and I, sebuah lakon berdasarkan sebuah novel populer tentang seorang raja Siam (Muangthai). Nah, sulitnya, "selain berperan sebagai istri raja, saya juga harus siap dengan peranperan lain, jika ada yang sakit," tuturnya. Ada "sulit" yang lain di London itu. Pemegang peran raja didatangkan dari Amerika, aktor terkenal bernama Yul Brynner (meninggal tahun 1985). Di mata Chichi, aktor berkepala gundul ini memang supel sekaligus egois, dan beberapa kali mengajaknya kencan. Yang membuat Chichi dalam posisi sulit, bagaimana menolak ajakan si "Raja" tanpa merusakkan susana permainan di panggung. Untung, ia bisa melakukannya. "Brynner itu playboy ulung," kata Chichi tertawa. Ketika kembali ke Jakarta, 1982, ia menemukan "sulit" yang lain lagi. Tari modern di Jakarta, katanya, ditanggapi setengah hati oleh masyarakat. Kalah populer ketimbang tari jazz atau disko. Itu sebabnya ia lebih banyak tampil solo, karena sulit mencari rekan penari yang sepaham. Belum jelas, apakah suksesnya dalam festival tari jazz modern dua pekan lalu itu mengakhiri "sulit" Chichi, 37 tahun kini, ibu dua anak, atau masih akan ada "sulit" keempat, lima, dan seterusnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini