PADA pertemuan sastrawan Nusantara ke-5 di Ujung pandang, H.B. Jassin, kritikus sastra Indonesia terkemuka itu, tampil sebagai salah seorang yang amat sibuk, meski ia tidak membawakan makalah. Ia selalu menghadiri sidang, mencatat dengan rapi serta mengumpulkan sebanyak-banyaknya makalah yang beredar selama seminar. Juga sibuk berpotret dengan sejumlah penggemarnya, ditambah repot memberikan tanda tangannya kepada sejumlah mahasiswa Universitas Hasanuddin yang selalu mengerumuninya. Mungkin karena Jassin tidak ingin mengecewakan penggemarnya yang terus-menerus menguntitnya, pada malam penutupan acara para sastrawan Malaysia, Indonesia, Brunei, dan Singapura itu, Jassin dengan senang hati menerima undangan para penari yang mengajaknya berjoget di panggung auditorium RRI Ujungpandang tempat acara penutupan itu berlangsung. Jassin penari yang paling banyak mendapat tepukan tangan para hadirin. Sampai-sampai lawan menarinya harus memberikan isyarat, barulah redaktur majalah sastra Horison ini turun panggung. "Sayang, saya tidak sempat belajar menari ketika masih muda," katanya Di luar dunia kesusastraan, Jassin, 69, sempat berakting di panggung dan film.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini