Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tidak ada juri yang paling afdal bagi Jero Happy Salma Wanasari untuk menciptakan goyang dangdut yang berbeda selain suaminya sendiri, Tjokorda Bagus Dwi Santana Max Kerthyasa. Perempuan 35 tahun ini menggali ide dari banyak sumber—salah satunya YouTube—untuk berlenggak-lenggok sebagai biduan panggung. Berbagai gerakan yang ia coba mendapat kritik dari sang pendamping. "Dibilang kayak gerakan senamlah, kayak cheerleader-lah, pokoknya macem-macem," kata Happy, Jumat dua pekan lalu. Sorotan itu justru membuat ia terus ingin menggali lebih jauh.
Happy belajar berjoget-ria demi menghidupkan perannya sebagai penyanyi dangdut bernama Liza Sasya dalam pentas monolog #3Perempuan Bukan Bunga Lelaki, dua pekan lalu. Ini peran yang menantang karena karakter Liza adalah perempuan yang hanya mementingkan diri sendiri. Sebelumnya, Happy kerap melakonkan perempuan berkarakter mandiri, seperti Nyai Ontosoroh. Maka ia ingin total. "Kalau malu-malu, nanti nanggung," ujar peraih Piala Citra di FFI 2010 itu. Tidak sia-sia. Malam itu Happy bergoyang luwes. Panggung di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, tempat pementasan, menjadi rancak. Penonton pun memujinya. Tarik, mang...!
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo