Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PENYANYI Raisa sempat khawatir ketika kisah hidupnya hendak diangkat dalam film dokumenter. “Yang pertama terlintas dalam pikiran aku, apakah cukup menarik dan nanti orang mau menonton atau enggak, ya?” kata Raisa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Film dokumenter berjudul Harta Tahta Raisa itu merangkum kisah perjalanan penyanyi 33 tahun ini di industri musik selama lebih dari satu dasawarsa. Termasuk konser bersejarah Raisa di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun film besutan sutradara Soleh Solihun tersebut tak hanya menyuguhkan penampilan penyanyi bernama lengkap Raisa Andriana itu di atas pentas. Film itu juga menyajikan cerita di balik panggung konser tersebut.
Salah satunya momen ketika Zalina, buah hati Raisa, mengirimkan rekaman suara “congratulations, Mama” saat Raisa menggelar konser di Gelora Bung Karno. Seperti diketahui, saat itu Zalina tidak bisa menyaksikan konser ibunya karena sedang sakit.
Ada pula momen-momen yang menonjolkan Raisa dengan segala problem yang dia alami. Momen-momen itu mewarnai perjalanan awal ketertarikan Raisa pada dunia musik hingga sisi lain kehidupannya yang jarang dimunculkan.
“Misalnya saat aku suka melemparkan ujaran humor atau joke. Lalu zaman awal-awal makeup aku masih belang-belang yang cringe begitu, dan dukungan dari orang tua juga keluarga aku,” tutur istri aktor Hamish Daud ini.
Raisa lalu bercerita ihwal judul film dokumenter yang akan tayang pada 6 Juni 2024 tersebut. Menurut dia, ide awal judul Harta Tahta Raisa itu datang dari para penggemarnya yang tergabung dalam fanbase YourRaisa.
Pelantun lagu “Kali Kedua” ini menjelaskan makna di balik judul film dokumenter tersebut. “Harta merujuk pada keluarga dan YourRaisa. Keduanya adalah harta aku yang sangat berarti. Mereka ikut perjalanan aku dari awal, rasanya seperti tumbuh bersama,” ucapnya. “Sedangkan takhta lebih ke posisi aku sekarang ini di industri musik.”
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo