BINTANG televisi Malaysia ini baru dua tahun terjun ke film. Kesempatan pun tak banyak diraihnya. Toh Tiara Jacquelina, 21 tahun menyisihkan 69 artis Malaysia untuk bisa datang ke Jakarta. Ia membintangi film produksi bersama Indonesia - Malaysia, yang kisahnya sekitar masa konfrontasi "ganyang Malaysia". Dalam film Irisan-lrisan Hati itu, Tiara memerankan gadis dusun semenanjung bernama Ipah. Di pinggir pantai, Ipah menemukan sukarelawan Indonesia yang terkapar. Hatinya terlaris, lalu pemuda itu ditolongnya, tak peduli kedua negeri sedang tegang."Saya senang dengan peran itu," kata Tiara kemudian. Apalagi sukarelawan yang ditolongnya itu dimainkan Deddy Mizwar. "Tak mudah dapat kesempatan bermain dengan aktor terkenal itu." Maka, sejak pekan lalu gadis berlesung pipit ini berlatih bersama artis-artis Indonesia di Kompleks Gelora Senayan. Tiara yang berdarah Cina--Melayu itu selalu memakai kebaya dan berjalan tanpa alas kaki. Makan pun tak lagi memakai sendok. "Agar penghayatan saya total untuk jadi Ipah," alasannya. Walau begitu, Sutradara Djun Saptohadi sering menegur artis remaja ini. Bukan apa-apa, Tiara kalau bicara memakai logat Betawi. "Dialek Jakarte lagi mode, deh, di Kualalumpur. Habis, gimana, dong?" katanya. Lagi pula, ia memang termasuk gadis metropolitan. Dan ketika ia harus menggunakan bahasa "Melayu kampung", komentarnya singkat saja, "Ya, susah, sih."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini