TAK begitu sulit menjadi orang Bali. Ray Sahetapy, aktor laris asal Maluku itu, belum ada setengah tahun sudah menjadi orang Bali. Ke mana-mana ia berkain, mengenakan ikat kepala Bali, bahkan larut dengan adat Bali. Ia, misalnya, mengikuti upacara persembahyangan di Pura Tenganan Pegringsingan -- upacara sungguhan, tak ada kaitan dengan urusan film. Dewi Yull, yang suatu hari menjenguk Ray di Bali, sempat pangling. "Dewi kaget melihat perubahan saya," kata Ray tentang istrinya itu. Ray mengaku tak canggung mengenakan kain ke mana saja. Mengambil uang di bank, berbelanja ke toko, bahkan mengantar istrinya, Dewi Yull, ke Bandara Ngurah Rai, ia tetap anticelana panjang. Sekadar mau nyentrik-nyentrikan? "Tidak. Saya tak ingin kehilangan suasana Bali," katanya pekan lalu, ketika ia pulang sejenak ke Jakarta. Ray di Bali membintangi Pelangi Kasih Pandansari sebuah film kolosal tentang Bali di masa lalu, saat raja-raja Bali masih berkuasa -- dan pada masa hubungan antarmanusia di Bali masih terbelenggu perbedaan kasta. (Ini bukan proyek imbauan Rudini tadi.) Ray memerankan I Jaya, dari kasta rendah, yang menjalin kasih dengan Pandansari, anak raja. Karena perannya itu, Ray jadi fasih beberapa bahasa Bali "kelas tinggi". "Bahasa Bali itu memang dipakai dalam film," katanya. Apalagi yang jadi Pandansari betul-betul penari Bali dari "kasta tinggi", Ida Ayu Made Diastini, 22 tahun, mahasiswi ASTI Denpasar yang punya rambut panjang yang terpilih dari 20 calon. Dari pergaulan ini, Ray mengaku mulai mengenali kehidupan sosial masyarakat Bali, keseniannya dan hubungannya dengan Tuhan. Juga yang berbau, katakanlah, takhyul. Satu contoh saja. Ketika lokasi syuting akan pindah, orang-orang Bali yang terlibat dalam film itu sudah menyarankan agar kepindahan tidak pada hari Senin. Tapi jadwal sangat ketat. "Apa yang terjadi, ketika syuting dimulai, semuanya siap. Tapi begitu sutradara berteriak, 'Camera, action!' diesel langsung macet. Diulang berkali-kali tetap macet," tutur Ray. Akhirnya, Galeb Husin yang menyutradarai film ini menangguhkan syuting. Dan kata Ray, "Itulah Bali."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini