JIMMY Carter, 63 tahun, presiden Amerika Serikat ke-39, tak bakalan sampai mengidap post-power sydrome. Sebab, setelah good bye dari Gedung Putih, 1981, ia justru banyak sibuk. Pelajaran bagaimana mengisi sisa-sisa hidup ini sudah ditulisnya sendiri tahun 1987, dalam buku Everything is Gain: Making The Most of the Rest of Your Life. Seperti hendak memberi contoh, Jumat dua pekan lalu, Carter bersama istrinya, Rosalynn dan tujuh anggota keluarganya mencoba mendaki gunung tertinggi di Afrika, Kilimanjaro. Penjelajahan itu menghabiskan waktu lima hari. Termasuk untuk mencapai puncak bertopi salju setinggi hampir 6.000 meter. Pendakian ini memang suatu jadwal dari kunjungan sepuluh harinya ke Tanzania, Afrika Timur. Sepulang dari Tanzania, rombongan keluarga Carter ini mampir di Kenya dan Uganda. Carter, yang punya nama asli James Earl Carter -- tapi minta dipanggil Jimmy saja ketika menjabat presiden -- dikenal suka olah raga yang ada urusannya dengan jalan kaki, termasuk joging. Tapi ia juga sering dipergoki mengerjakan hal-hal yang seperti aneh untuk seorang bekas presiden. Misalnya, bekas juragan kacang kelahiran Plains, Georgia, itu kedapatan ikut menggergaji kayu dengan helm pengaman dan celana jean. Tak cuma itu, ia pun kemudian mengepel lantai. Barangkali itu sebabnya ia tetap sehat, karena tahu memanfaatkan sisa hidup.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini